Rabu 22 Aug 2018 19:30 WIB

Besek Bambu, Alternatif Pembungkus Daging Kurban

Besek bambu menggantikan keresek atau plastik.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Besek bambu menjadi media untuk mengemas daging kurban yang ramah lingkungan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali.
Foto: DSM bali
Besek bambu menjadi media untuk mengemas daging kurban yang ramah lingkungan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Besek bambu menjadi media untuk mengemas daging kurban yang ramah lingkungan. Hal ini salah satunya diaplikasikan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali yang beralamat di Jalan Diponegoro, Kota Denpasar.

Lembaga pengelola dana umat, termasuk pemotongan hewan kurban dan penyalurannya ke berbagai pelosok daerah, khususnya di Bali dan Nusa Tenggara, ini melakukan terobosan unik dari tahun ke tahun. Direktur DSM Bali Andy Krisna mengatakan, besek menggantikan keresek atau plastik yang umumnya digunakan untuk mengemas daging kurban. Ini bisa mengurangi sampah plastik dan daging tidak terkontaminasi bahan kimia plastik.

"Besek bambu juga lebih sehat dan membantu pengrajin besek lebih sejahtera. Kualitas daging tetap aman dan tidak merusak alam," kata Andy kepada Republika.co.id, Rabu (22/8).

Keresek hitam atau plastik berwarna termasuk bahan berbahaya yang dibuat dengan proses daur ulang menggunakan zat kimia. Daging yang terkontaminasi zat ini dapat memicu kanker.

Manager Program DSM Bali Nur Soleh menambahkan, plastik bening atau foodgrade jauh lebih aman dibanding keresek hitam dan plastik berwarna lainnya. Besek bambu dianyam menyerupai kotak persegi.

"Bagian bawahnya dilapisi daun pisang, juga ramah lingkungan," ujarnya.

Tahun ini, DSM Bali menyalurkan hewan kurban ke berbagai pelosok Bali, Kepulauan Sepeken, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gaza (Palestina), dan Lombok (Nusa Tenggara Barat) yang tengah dilanda bencana gempa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement