REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga pekan berlalu sejak 5 Agustus 2018 Pulau Lombok, NTB, dilanda gempa yang pertama pada Ahad (29/7). Pada Ahad (19/8), untuk kesekian kalinya gempa kembali terjadi pada malam hari tepatnya pukul 22:46 WITA. Hal itu membuat panik warga Lombok yang tengah beranjak bangkit, tapi masih dilanda trauma.
Baznas turut mengambil peran dalam membantu para korban gempa Lombok dengan mengirimkan sejumlah tim relawan dalam beberapa bidang. Salah satunya adalah tim relawan pendidikan yang diketuai Ilman Faqih Shibgotulloh. Tim tersebut melakukan aktivitas di Dusun Melepah, Desa Gumantar, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.
Dengan metode CISM (Critical Incident Stress Management) yang telah diperoleh melalui pelatihan di Bogor, para relawan yang diberangkatkan dari Jakarta pada 16 Agustus 2018 mulai melakukan pendataan siswa dan guru yang berada lokasi.
“Desa Gumantar Kayangan merupakan desa yang cukup parah terkena dampak gempa. Aktivitas para relawan dilakukan melalui pendekatan dengan berbincang-bincang santai untuk mendapatkan data awal gejala trauma yang dialami anak-anak,” kata Ilman Faqih Shibgotulloh dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/8).
Ia menambahkan, pada sore hari, pihaknya bersinergi dengan tim layanan aktif Baznas diawali shalat Ashar berjamaah dengan 50 siswa. Kemudian, para siswa korban bencana Lombok itu mengaji bersama-sama.
Ilman Faqih Shibgotulloh yang juga merupakan anggota Ikatan Alumni Beasiswa Baznas (IABB) memaparkan, aktivitas bagi anak-anak menjadi kebutuhan untuk mengembalikan kembali rasa aman dan kenyamanan anak-anak. “Insya Allah, aktivitas tim relawan pendidikan akan berjalan sampai pertengahan September 2018,” ujarnya.
Anak-anak korban gempa Lombok bermain sambil belajar bersama dengan tim relawan pendidikan dari Baznas.
Kepala Divisi Pendistribusian Baznas, Ahmad Fikri, menyebutkan, sejak gempa menerpa Lombok sampai dengan saat ini, Tim Tanggap Bencana Baznas telah melakukan sejumlah aktivitas untuk membantu para korban gempa Lombok. “Tim relawan Baznas terus bergiat di Lombok,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, kegiatan pembangunan tersebar di Kecamatan Bayan dan Kecamatan Tanjung, Lombok Utara. Bentuknya berupa pembangunan masjid darurat, sekolah darurat, rumah sakit lapangan, dan MCK darurat.
Relawan Baznas juga melaksanakan distribusi logistik di Kecamatan Sambelia dan Sembalun (Lombok Timur) serta Kecamatan Bayan, Tanjung, Ganggah, dan Keyangan (Lombok Utara). “Bentuknya berupa penyaluran logistik dan penyediaan dapur umum,” tuturnya.
Baznas juga melakukan pelayanan kesehatan yang disebar di Kecamatan Sembalun dan Pringgabaya (Lombok Timur), Kecamatan Bayan, Tanjung, dan Ganggah (Lombok Utara), dan Gunung Sari (Lombok Barat). “Secara keseluruhan, layanan kesehatan Baznas telah menangani 2.717 pasien korban gempa Lombok,” papar Ahmad Fikri.