Rabu 15 Aug 2018 10:25 WIB

Din: Radikalisme Ada di Segala Aspek Kehidupan

Radikalisme harus dilihat sebagai fenomena umum.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Din Syamsuddin menilai radikalisme atau radikalitas ada dalam segala aspek kehidupan. Radikalisme tidak hanya berpatokan pada agama, namun juga suku bahkan kebangsaan.

"Radikalisme itu hadir dari satu sikap ekstrem, yang ingin melakukan perubahan dengan memotong akar dari sistem yang ada. Ini tidak hanya terdapat dalam satu agama tapi setiap agama ada, pun suku dan kebangsaan," ucap Din di Hotel Sultan, Selasa (14/8).

Khusus untuk radikalisme agama, hal ini dipicu oleh banyak faktor. Salah satunya karena pemahaman terhadap agama yang dimiliki seseorang atau satu kelompok.

Biasanya seseorang memahami teks kitab suci secara satu pihak, terutama mengambil ayat-ayat yang terkesan mendorong radikalitas. Sementara masih ada ayat-ayat lain yang justru mendorong pada perdamaian dan toleransi.

"Jadi faktor pertama radikal itu karena kesalahpahaman terhadap agama, utamanya kesalahan pendekatan dalam memahami kitab suci," ujar Din.

Di luar agama, radikalisme pun bisa dipicu oleh hal-hal kecil lainnya. Salah satunya akibat dari ketidakadilan atau kesenjangan yang terjadi di masyarakat, termasuk masalah ekonomi.

"Radikalisme ini harus kita lihat sebagai fenomena umum. Sebab kalau isu radikalitas ini disasar pada kelompok tertentu saja, ini justru mendorong reaksi yang sifatnya radikal," ucap Din.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement