REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah. Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijah dan bertepatan dengan berlangsungnya wukuf di Arafah oleh jamaah haji.
Dalam hadist riwayat Muslim no 1.162 disebutkan Rasulullah SAW bersabda: "Bahwa puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang." Puasa Arafah juga disunahkan bagi umat Rasulullah yang tidak berwukuf.
Berikut ini dalil keutamaannya dan dapat menjadi salah satu upaya kita untuk meraih syafaat Rasulullah karena Puasa Arafah adalah puasa kesukaan Rasulullah.
"Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah" (HR Baihaqi).
"Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR Muslim).
"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah" (HR At Tirmidzi).
Insya Allah dengan taubat sungguh-sungguh dan Puasa Arafah, Allah bebaskan dari api neraka. "Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah" (HR Muslim).
"Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama 70 tahun" (HR Bukhari Muslim).
Keutamaan ini semoga menjadi pengingat menuju ketakwaan agar melaksanakan puasa Arafah. Namun bagaimana jika ada perbedaan waktu antara 9 Dzhulhijah di Tanah Air dengan waktu wukuf di Arafah?
Baca juga: Idul Adha 2018 Beda dengan Saudi, Ini Penjelasan Kemenag
Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama sekaligus Ketua Tim Falakiyah, Juraidi, puasa sunah Arafah bukan puasa wukuf. Umat Islam sebaiknya fokus saja pada waktu 9 Dzulhijjah seperti yang dituliskan dalam hadist.
"Sebelum ada wukuf, sudah ada puasa sunah Arafah. Andai wukuf tidak bisa dilaksanakan oleh jamaah haji karena keadaan tertentu, maka puasa sunah Arafah tetap berlaku," kata dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (14/8).
Juraidi mengatakan betapa hebat dan universalnya hadits Rasul yang menyebutkan shaum yaum 'arafah bukan yaumu wukuf. Karena puasa hari wukuf hanya bagi mereka yang satu waktu mathla' (tempat terbit) dengan Makkah, Arab Saudi saja yang bisa melaksanakannya.
"Tapi karena haditsnya Yaumu Arafah, yaitu 9 Dzulhijjah, maka di belahan dunia mana pun umat Islam berada bisa melakukannya sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah negaranya (wilayatul-hukmi) sesuai mathla'-nya," katanya.
Selamat berpuasa Arafah.