REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Syekh 'Aidh al-Qarni dalam karya monumentalnya La Tahzan, tidaklah sekali-kali Allah mengambil sesuatu dari hamba-Nya. Bahkan, sebenarnya Allah akan menggantinya bagi si hamba dengan yang lebih baik jika bersabar dan berharap pahala dari-Nya.
Allah SWT berfirman dalam sebuah hadis Qudsi, Barang siapa yang Kuambil kedua anggota tubuh kesayangannya, (yakni kedua matanya), lalu dia bersabar, niscaya Aku masuk kan dia ke dalam surga sebagai ganti ke duanya.
Barang siapa yang Aku cabut nyawa buah hati-Nya dari kalangan penduduk dunia, kemudian dia berharap pahala (dari-Ku), niscaya Aku berikan surga kepadanya sebagai ganti-Nya.
Jadi, janganlah meratapi musibah yang menimpa diri. Sesungguhnya Allah tengah mempersiapkan surga baginya. Pahala dan ganti yang besar telah menantinya jika dia lulus dalam 'ujian' kehidupan.
Sesungguhnya para wali Allah adalah orang yang paling banyak mengalami musibah dan cobaan. Mereka menjadi pusat perhatian kelak di surga Firdaus. Karena, dikatakan kepada me reka, Kesejahteraan dan kebahagia an bagi kalian karena kalian telah bersabar dalam menaati Allah dan menerima cobaan-Nya. Surga adalah sebaik-baik tempat kesudahan. (QS ar-Rad [13]:24).
Suatu musibah yang dihadapi dengan kesabaran akan mempunyai dua hasil. Pahalanya di akhirat nanti dan gantinya di dunia dengan yang lebih baik. Mereka itulah orang-orang yang mendapat ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS al-Baqarah [2] :157).
Sesungguhnya usia dunia ini sangat pendek dan kekayaan yang ada padanya tiada harganya, sedangkan pahala di akhirat lebih baik dan lebih kekal.
Jadi, siapa yang mendapat musibah di negeri dunia ini, ia akan beroleh kecukupan di akhirat sana. Barang siapa yang mengalami kelelahan di dunia (karena melaksanakan ketaatan atau mendapat musibah), maka ia akan beroleh kerehatan di sana.
Adapun orang-orang yang menggantungkan dirinya dengan dunia, merindukannya, dan merasa tenang dengannya, maka hal terberat yang dirasakan oleh hati mereka adalah bila tidak mendapatkan bagian darinya dan tidak mendapatkan kesenangannya.
Demikian itu karena mereka hanya menginginkan dunia semata. Oleh sebab itu, terasa beratlah bagi mereka setiap musibah dan bencana yang menimpa diri mereka di dalamnya, sebab mereka hanya memandang ke bawah telapak kaki mereka, dan mereka tidak mau melihat, kecuali hanya ke arah dunia yang fana, murah, dan tiada harganya.
Wahai orang-orang yang mengalami musibah, sebenarnya tiada sesuatu pun yang hilang dari kalian, bahkan sebenarnya kalian adalah orang-orang yang beroleh keuntungan.
Sesungguhnya musibah yang dikirimkan kepada kalian itu mengandung berita yang mewartakan akan adanya kelembutan, kasih sayang, pahala, dan pilihan yang terbaik bagi kalian.