REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, mengenang sosok mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pejuang kemanusiaan. Bagi lelaki yang kerap disapa Gus Yaqut itu, Gus Dur selalu berada di garis depan membela kemanusiaan.
Munurut Gus Yaqut, Gus Dur merupakan tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. "Bagi Gus Dur, tak ada artinya beragama jika seseorang kehilangan kemanusiaannya, karena sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi kemanusiaan," kata Gus Yaqut melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (4/8).
Pembelaan Gus Dur terhadap manusia bukan berarti melupakan Tuhan. Sebaliknya, Gus Yaqut menegaskan pemahaman Gus Dur yang sangat mendalam tentang agama Islam itulah yang membuatnya selalu berada di garis terdepan membela kemanusiaan.
Karena itu, sebagai pimpinan pemuda GP Ansor, Gus Yaqut mengaku selalu meneladani dan menerapkan pandangan Gus Dur dalam kehidupan sehari-harinya. Ucapan dan tindakan Gus Dur, lanjut dia, selalu menjadi inspirasi dalam berjuang menampilkan Islam rahmatan lil'alamin.
Gus Dur selalu mengingatkan dan meyakinkan bahwa manifestasi pembelaan terhadap Tuhan yang paling luhur adalah menebar kasih sayang kepada semua makhluk-Nya. "Karena Tuhan dan para penghuni langit hanya akan merahmati mereka-mereka yang berkasih sayang terhadap semua penduduk bumi," kata Gus Yaqut.
Pada setiap 4 Agustus selalu dikenang sebagai hari kelahiran Gus Dur. Secara resmi kelahiran cucu pendiri NU KH Hasyim Asy'ari itu memang tercatat pada 7 September. Namun, banyak santri Gus Dur percaya sosok gurunya lahir pada 4 Agustus.
Kelahiran Gus Dur pada setiap 4 Agustus selalu diperingati secara sederhana bagi para santri dan orang yang mengaggumi pandang serta pemikirannya.