Sabtu 04 Aug 2018 05:59 WIB

Baznas Bantu Psikologi Siswa SD Korban Gempa Lombok

Baznas juga menyiapkan dapur umum dan layanan kesehatan.

Baznas menurunkan tim dalam rangka program pengurangan risiko bencana secara psikologis pada anak usia SD di Lombok.
Foto: Dok Baznas
Baznas menurunkan tim dalam rangka program pengurangan risiko bencana secara psikologis pada anak usia SD di Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak menjadi salah satu korban gempa bumi yang terjadi  di Kabupaten Lombok Timur,  Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (29/7).  Menyadari hal ini,  Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menaruh perhatian besar  kepada anak-anak korban gempa tersebut.

Siaran pers Baznas yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/8) menyebutkan, Baznas melaksanakan program pengurangan risiko bencana secara psikologis pada anak usia Sekolah Dasar (SD).

Ini   menjadi salah satu fokus aktivitas respons gempa Lombok NTB yang dilakukan oleh Baznas.  Posko yang berada di Jalan  Raya Sembalun Lawang, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB telah bergiat sejak 30 Juli 2018. Posko tersebut  mengirimkan bantuan logistik ke Desa Obel-obel dan Desa Madayin.

Siaran pers itu menambahkan, Baznas juga mempunyai  program dapur umum juga dilakukan di  Desa Sembalung Lawan Dusun Barat Desa dan Desa Sembalung Lawan Dusun Lebak Lawu. Dapur umum itu   mulai berjalan sejak 31 Juli 2018. Pelayanan kesehatan dengan tiga  dokter dan empat  perawat bidan tim Rumah Sehat Baznas juga telah mulai bergiat.

Pada  program pengurangan risiko bencana secara psikologis pada anak usia SD, relawan Baznas yang terlibat adalah para mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Cendekia Baznas  yang berada di tiga  kampus yakni Universitas Mataram, UIN Mataram, dan Universitas Muhammadiyah Mataram.

Program ini diawali dengan training satu hari penuh mengenai Critical Incident Stress  Management (CISM) yang diberikan oleh psikolog Yeti Widiati. Para peserta training selanjutnya dibagi menjadi empat  kelompok yang akan bergantian bertugas sampai 10 hari ke depan.

Bagi para mahasiswa, aktivitas mendampingi adak-adik usia sekolah dasar akan menjadi pengalaman bermakna dalam memelihara dan memupuk nilai-nilai kebaikan. “Alhamdulillah saya pertama kali ini berkesempatan untuk langsung terjun ke lokasi terdampak bencana. Sebelumnya kami telah diberikan training oleh psikolog tentang CISM dengan harapan kami mampu mengurangi trauma anak-anak terdampak bencana,” kata Lukman Ibrahim. Lukman adalah salah satu penerima Beasiswa Cendekia Baznas   dari Universitas Muhammadiyah Mataram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement