Jumat 03 Aug 2018 00:31 WIB

Majelis Zulfaqar Indonesia Ingatkan Persatuan Umat

Jauhkan diri dari prasangka buruk.

Kegiatan zikir di Majelis Zulfaqar Indonesia, Kamis (2/8).
Foto: Dok Republika
Kegiatan zikir di Majelis Zulfaqar Indonesia, Kamis (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tokoh PBNU sekaligus penasehat Majelis Zikir Zulfaqar Indonesia KH Ahmad Bagja mengingatkan agar umat Islam di Indonesia secara khusus serta masyarakat Indonesia secara umum untuk tidak saling berprasangka buruk. Ketua bidang generasi muda Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini mengingatkan pentingnya persatuan umat.

"Jauhkan diri dari prasangka buruk. Kuatkan persaudaraan kita terutama ukhuwah wathoniyah (kebangsaan). Tujuannya untuk mewujudkan kehidupan di Indonesia menjadi lebih baik," kata Kiai Bagja saat menghadiri kegiatan zikir bersama di Majelis Zikir Zulfaqar Indonesia yang berpusat di kawasan Limus Pratama Regency, Limus Nunggal, Bogor, Kamis (2/8) malam.

Menurut Kiai Bagja, umat Islam harus mensyukuri bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan majemuk. Sehingga, harus dimanfaatkan dengan benar-benar berbakti kepada negara dan juga meramaikan tradisi keagamaan.

"Misalnya pada malam ini kita rutin berdzikir," ujar Kiai Bagja.

 

Menurut Kiai Bagja, majelis zikir yang sama-sama dirintis adalah usaha untuk mengajak manusia agar jangan menjadi bejat dan mengikuti hawa nafsu saja. Dengan rutin berzikir, manusia tidak hanya mengandalkan akalnya tetapi juga memaksimalkan hati nuraninya. 

"Maka untuk kehidupan sempurna dan sehat sebagai insan kamil, maka penggunaan antara pikiran dengan batin dengan nafs-nya harus seimbang," ujarnya.

Kiai Bagja juga menyinggung soal maraknya penyebaran informasi hoaks yang menyesatkan. Untuk menangkal itu, perlu dilakukan proses tabayyun atau cross check terlebih dahulu terhadap informasi yang diberikan oleh orang pintar tapi tidak punya hati. 

 

"Banyak orang yang pintar, tapi sulit mencari yang jujur. Jujur itu bukan soal akal, tapi soal hati, soal nurani. Dan zzikir ini adalah untuk membangun hati kita, nurani kita, batin kita, jiwa kita. Majelis ini juga bagian dari bagaimana upaya mencerdaskan bangsa. Jadi berkaitan dengan yang ingin kita bangun adalah manusia Indonesia yang cerdas secara aqliah dan juga cerdas secara batiniah. Lantas apa fungsinya kita dalam konteks NKRI yang plural dan bermacam-macam," jelas Kyai Ahmad.

Menurutnya, keberagaman yang ada di Tanah Air ini perlu disyukuri. "Ada 17 ribuan pulau, tujuh ratus suku, bahasa yang berbeda-beda, bahkan sesama Islam saja ada berbagai pengelompokan, ada organisasi-organisasi, ada komunitas-komunitas tertentu dan itu semua harus kita terima dengan rasa syukur," ujarnya.

Untuk sesama ulama, Kiai Bagja mengingatkan agar para ulama menjadi penyejuk bagi masyarakat Indonesia. Sehingga, dia mengingatkan agar para ulama tidak terlalu jauh ikut campur dalam mendukung seorang tertentu untuk menjadi pemimpin.

"Sebab itu akan membingungkan umat dan bisa membuat suasana menjadi tidak kondusif," kata Kiai Bagja.

Sementara itu, Ketua Umum Majelis Zulfaqar Indonesia, KH Ikrom, mengingatkan agar kegiatan zikir di Istana beberapa hari lalu jangan berhenti begitu saja. Ini menunjukkan, Presiden Jokowi bukan pemimpin yang jauh dari kalangan alim ulama.

"Ayo zikir jangan hanya kemarin di Istana Presiden saja," ajak Kyai Ikrom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement