Rabu 25 Jul 2018 15:18 WIB

Masjid Singapura Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia

Lansia bisa memeriksakan kesehatannya gratis.

Rep: MgROL107/ Red: Ani Nursalikah
Masjid An Nur di Singapura.
Foto: BERITA HARIAN
Masjid An Nur di Singapura.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sebuah masjid di Singapura menyediakan pemeriksaan kesehatan untuk pertama kalinya. Fasilitas ini mendorong para lanjut usia (lansia) bertanggung jawab atas kesehatan mereka.

Masjid An-Nur di Admiralty Road menyediakan pemeriksaan kesehatan bersubsidi selama empat jam, Rabu (25/7). Pemeriksaan menargetkan lansia berusia 60 tahun keatas untuk pemeriksaan mata, mulut dan pendengaran.

Kegiatan ini didukung Menteri Negara Pembangunan Nasional dan Tenaga Kerja Zaqy Mohamad, selaku anggota parlemen Choa Chu Kang GRC. Masjid bekerja sama dengan Badan Perawatan Terpadu (Agency for Integrated Care (AIC)) dalam program ini. Peserta bisa memperoleh hasil pemeriksaan kesehatan mereka di hari yang sama.

Dikutip dari The Straits Times, Rabu, lebih dari 100 orang sudah mengikuti program di masjid ini. Pengurus masjid, Rusmah Lamri, mengatakan sebagian besar yang memeriksakan kesehatannya berusia 69 tahun keatas.

“Kami ingin mengedukasi lansia mengenai kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka karena populasi kami yang semakin tua,” kata Rusmah.

Dia menambahkan betapa pentingnya lansia memeriksa kesehatan secara rutin. Selain pemeriksaan kesehatan untuk para lansia, masjid ini juga mengadakan program antirokok dan narkoba.

Pemeriksaan kesehatan untuk lansia tidak dikenakan biaya. Sedangkan pemegang Kartu Bantuan Kesehatan Masyarakat (Community Health Assist Scheme (Chas)) hanya membayar dua dolar AS (Rp 30 ribu) dan warga lainnya hanya membayar lima dolar AS (Rp 75 ribu).

Sapiah Ahmad dan suaminya (64) memeriksakan kesehatannya karena murah dan dekat dengan rumah mereka. Saat ditemui dia sedang menunggu hasil tes matanya.

Pensiunan ahli farmasi ini biasanya pergi ke RS Tan Tock Seng untuk pemeriksaan rutin diabetesnya. Suaminya dalam keadaan sehat.

“Saya harus mengontrol diabetes saya karena saya takut saya buta,” kata Sapiah yang juga memiliki tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi yang terkendali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement