REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turki serius menggarap pariwisata halal. Ketua Dewan KTT Halal Dunia dan Asel Group, Yunus Ete, berharap Turki bisa mendapatkan 10 persen pariwisata halal dunia.
" Jika tercapai, kita akan memiliki lompatan serius dalam pendapatan pariwisata kita," kata Ete, seperti dilansir Daily Sabah, Selasa (24/7).
Disebutnya, sektor pariwisata Turki menduduki peringkat ketiga di dunia dengan meningkatkan pangsa pasar pariwisata halal sebesar 20 persen pada tahun 2017.
"Turki menempati peringkat ketiga di pasar setelah Malaysia dan Indonesia," kata Ete.
Pariwisata halal dunia diperkirakan akan mencapai 300 miliar dolar pada 2023. Spanyol dan Selandia Baru terus berbenah guna menarik banyak wisatawan Muslim.
"Spanyol melakukan investasi besar-besaran di kawasan Andalusia, mempercepat upaya untuk menghadirkan hotel-hotel baru yang halal. Ini dengan cepat mulai menonjol di daerah ini," lanjut Ete.
Infografis Wisata Halal Dunia
Dikatakan Ete, seiring dengan meningkatnya jumlah Muslim, perjalanan halal semakin menjadi sektor yang lebih menguntungkan untuk investasi masa depan. Karenanya, Turki perlu bergerak cepat guna menjadi tujuan utama wisata halal di kawasan Mediterania.
"Wisatawan Muslim mencari pengalaman yang sama dengan non-Muslim, tetapi mereka juga membutuhkan fasilitas yang mencerminkan nilai-nilai mereka seperti hotel halal dan makanan halal," katanya.
Ete mencatat pengembangan pariwisata halal kini menggerakan ekonomi Islam. Sektor tersebut menguat seperti halnya keuangan, mode sederhana, budaya, dan kesehatan. "Turki adalah salah satu negara terkemuka yang diuntungkan dari perkembangan ini," katanya.
Menurut Ete, belanja pariwisata halal setiap tahunnya mengalami kenaikan. Pada tahun 2017 lalu, kenaikan mencapai 11,8 persen. Tahun 2023, nilainya diperkirakan mencapai 220 miliar dolar AS atau naik dua kali lipat.