Selasa 17 Jul 2018 23:20 WIB

Indikator Orang-Orang Beriman

Azab dalam bentuk kenikmatan lebih bahaya ketimbang dalam bentuk musibah.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Keimanan/Ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Keimanan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Takut terhadap azab Allah SWT adalah salah satu sifat orang beriman. Orang beriman selalu berusaha agar dirinya mendapatkan surga-Nya dan selamat dari neraka. Sifat takut kepada Allah juga dituangkan dalam beberapa surah Alquran.

Hal tersebut disampaikan Ustaz Sofyan Cholid Ruray dalam kajian bertema Indikator Keimanan di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta, belum lama ini. Menurut dia, takut kepada Allah merupakan tanda orang beriman sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Ma'arij (27) dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.

Ia menjelaskan, alasan mengapa sebagai orang beriman harus takut terhadap azab Allah.Karena azab-Nya sangat keras.Hal itu digambarkan dalam surah al-Maidah ayat 98: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Surah al-Maidah ayat 98 tersebut, kata Ustaz Sofyan, menampilkan dua sisi yang harus dimiliki oleh manusia. Pertama, ia harus mempunyai rasa takut kepada Allah. Kedua, mereka berputus asa dari rahmat-Nya. "Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Maka kita punya dua sisi ibadah dalam hati kita," ujarnya.

Berputus asa dalam menggapai rahmat-Nya, menurut dia, merupakan sifat yang ada pada diri orang-orang kafir. Mereka juga tidak mempunyai rasa takut terhadap azab Allah SWT. Ia juga mengingatkan bahwa azab yang ada di dunia dapat digambarkan dalam bentuk musibah atau kenikmatan.

Namun, menurut dia, azab dalam bentuk kenikmatan lebih berbahaya dibandingkan bentuk musibah. Sebab, melalui musibah yang ditimpakan kepada manusia, orang banyak yang kembali ingat kepada Allah. Hal tersebut, menurut dia, merupakan salah satu bentuk kecintaan Allah kepa da makhluknya. Musibah tersebut bisa dimaknai sebagai malapetaka yang dipercepat dengan dijatuhkan ketika masih di dunia.

"Itu lebih baik karena azabnya tidak di akhirat. Azab di akhirat tidak akan sanggup menghadapinya," kata Ustaz Sofyan.

Kisah-kisah tentang para sahabat yang mempunyai ketakutan tinggi kepada Allah, kata dia, patut dijadikan contoh bagi umat Islam saat ini. Meskipun para sahabat rajin beribadah, mereka tetap mempunyai rasa takut kepada Allah. Takut kepada Allah inilah hakekat ilmu. Hakikat bela jar ilmu sehingga takut kepada Allah. "Nggak takut karena ilmunya nggakdiamalkan, kata Ustaz Sofyan menegaskan.

Ustaz Sofyan menekankan agar lebih mengenal Allah. Dengan begitu dinilai akan tumbuh rasa takut tersebut. Seorang Muslim juga perlu mengetahui apa saja azab-azab Allah yang akan ditimpakan kepada mereka yang melanggar perintahnya.

Selain takut kepada Allah, kata dia, sifat orang beriman lainnya adalah melaksanakan amar makruf nahi mungkar. Orang beriman biasanya mempunyai kecemburuan besar terhadap Allah.Mereka akan marah apabila melihat manusia melaksanakan kemungkaran. Maka dia tak biarkan orang melanggar perintah Allah, katanya.

Penjelasan tentang melaksanakan amar makruf nahi mungkar tersebut tertuang dalam surah at-Taubah ayat 71: Dan orang- orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegak dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Ma'ruf itu sendiri, menurut Ustaz Sofyan, merupakan sesuatu yang dianggap baik dalam syariat sesuai Alquran dan sunah. Begitu sebaliknya dengan mungkar yakni yang tidak baik dalam syariat dan tak sesuai dengan Alquran dan sunah. Sebagai umat terbaik, kata Ustaz Sofyan, sepatutnya tidak membiarkan kemungkaran terjadi di dunia ini. Muslim harus mengajak orang untuk menjauhi kemunkaran, tapi harus dengan ilmu serta cara lemah lembut.Orang menolak kebenaran ada karena caranya menyampaikan,tutur dia.

Selain itu, seseorang harus memikirkan dampak dari ajakannya agar meninggalkan kemungkaran. Dia menilai, apabila lebih banyak madharatnya ketimbang manfaatnya, lebih baik dibiarkan saja. Sifat orang beriman lainnya adalah mereka rajin berinfak dan bersedekah dalam keadaan lapang ataupun sempit. Kemudian, menahan amarah adalah sifat orang beriman selanjutnya. Termasuk memberikan maaf atas kesalahan orang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement