Rabu 11 Jul 2018 17:31 WIB

Din: Survei Masjid Radikal Harus dengan Bukti

Hasil riset masjid menyebarkan radikalisme bisa menyinggung umat Islam.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ani Nursalikah
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban - Din Syamsuddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban - Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Muhammadiyah Din Syamsudin meragukan survei atau penelitian yang dilakukan terkait sejumlah masjid di institusi pemerintah yang menyebarkan paham radikalisme. Din tidak paham metodologi apa yang digunakan sehingga lembaga yang bersangkutan membuat hasil demikian.

Dia menilai, jika ada mubaligh yang memang cukup keras ketika berceramah hal itu masih mungkin terjadi dan masih dapat dimaklumi. Akan tetapi, saat lembaga riset ini menilai masjid yang ada di lingkungan institusi pemerintah yang menyebarkan paham radikal, itu yang harus diragukan.

"Sebaiknya hal-hal seperti itu harus benar-benar clear dengan bukti dan fakta karena hal seperti ini sangat sensitif," ujar Din di Istana Negara, Rabu (11/7).

Menurutnya, hasil riset yang menyebut ada masjid menyebarkan paham radikalisme bisa menyinggung umat Islam. Bukan hanya pengurus masjid yang dituduh, tapi juga seluruh umat Islam karena masjid adalah tempat beribadah Muslim dan harus dijaga bersama. Apalagi umat yang kerap berada melakukan ibadah di masjid tersebut nantinya merasa jengkel karena disangka sebagai kaum radikal.

Din pun berpesan lembaga survei atau penelitian mana pun bisa lebih hati-hati. Selama ini banyak kalangan Muslim yang sering mencurahkan kegelisahan terkait hasil survei tersebut. Mereka kesal karena selama ini hanya masjid yang selalu disudutkan, sementara tempat ibadah agama lain tidak masuk dalam hasil survei yang dipaparkan kepada publik.

Dia menuturkan Wakil Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sjafruddin pun sempat menuturkan memiliki data intelijen yang sudah membantah mengenai adanya masjid yang menyebarkan paham radikal. Untuk itu, hasil data lembaga penelitian seperti ini jangan lagi diperbesar.

"Sebaiknya hal ini tidak perlu dikembangkan, disebarluaskan, hanya menimbulkan kecemasan dan ketegangan yang tidak perlu karena sangat dirasakan oleh umat Islam sebagai sebuah tuduhan. Ini yang secara psikologis tidak positif bagi upaya kita mengembangkan kerukunan dan harmoni," ujar Din.

Baca juga: Din Syamsuddin Minta Umat Jangan Percaya Masjid Radikal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement