Sabtu 30 Jun 2018 14:57 WIB

Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah Berangkatkan Santrinya ke Turki

Yayasan Tahfdiz Sulaimaniyah di Indonesia sudah sama dengan pondok pesantren lainnya

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Andi Nur Aminah
Prosesi Wisuda dan Pelepasan Santri ke Turki oleh Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah, di Kantor Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (30/6).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Prosesi Wisuda dan Pelepasan Santri ke Turki oleh Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah, di Kantor Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah (UICCI) mewisuda 139 penghafal Alquran. Mereka juga akan diberangkatkan ke Turki untuk belajar Alquran lebih lanjut.

Direktur UICCI, Ustaz Hakan Soydemir mengatakan sejak lama yayasan ini telah mulai mendidik generasi muda agar menjadi anak bertakwa. Sulaimaniyah berusaha memberikan pendidikan berkualitas diserta dengan akhlak dan Alquran.

"Ada banyak yang berubah (yayasan), yang tidak berubah kualitasnya," ujar Hakan dalam sambutannya, di Kantor Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta, Sabtu (30/6).

Menurutnya, santri dididik untuk mandiri serta memiliki kedisiplinan tinggi. Hal tersebut diatur dalam sistem yang diterapkan oleh yayasan.

Ia menuturkan, keberadaan Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah di Indonesia tak ada maksud lain selain berdakwah. Yayasan ini pun tersebar di berbagai negara.

Ia berpesan kepada santri yang akan berangkat ke Turki agar menunjukkan sikap Islam rahmatan lil 'alamin. Mereka diminta untuk menjaga nama baik Indonesia. "Yang berangkat ke Turki sebagai duta bangsa," Hakan menegaskan.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Ahmad Zayadi menjelaskan status Yayasan Tahfdiz Sulaimaniyah di Indonesia sudah sama dengan pondok pesantren lainnya di Indonesia. Yayasan ini juga disetarakan dengan Madrasah Aliyah. "Maka dengan begitu mendapatkan ijazah di sini bisa melanjutkan di perguruan tinggi," ujar Zayadi.

Zayadi merasa bangga dengan prestasi yang lahir dari pesantren. Ia berharap pesantren juga bisa mewarnai dunia. Selain itu, yayasan ini diharapkan mewarnai moderasi Islam.

Disamping itu, yayasan maupun lulusannya mampu bersikap mengambil jalan tengah dalam menghadapi persoalan. Menjaga keseimbangan proporsional serta menghargai perbedaan. "Tidak diskriminatif, menjunjung prinsip musyawarah," kata Zayadi.

Kepala Biro Umum Kemenag, Syafrizal mengapresiasi program tahfidz di yayasan ini. Ia berharap pengiriman santri Indonesia ke Turki tidak hanya terkait pendidikan, namun dapat menjaga hubungan baik antar negara.

Ia menyampaikan pesan kepada para santri agar tidak khawatir ketika menempuh ilmu di Turki. Menurutnya, keadaan di sana tak jauh berbeda dengan Indonesia dalam hal ritual keagamaan. Ia meminta agar meningkatkan semangat belajar Alquran. Sebab ia meyakini mempelajari Alquran, dalam hidupnya tak akan sia-sia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement