REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Sebuah kabar duka mengentak umat Islam di Tanah Air. Dai kondang yang dulu dikenal sebagai penyanyi lagu-lagu cadas, Ustaz Harry Mukti, wafat sesaat sebelum mengisi tausiyah di Cimahi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (24/6).
Mantan rocker era 80-an yang bernama asli Hariadi Wibowo tersebut mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Dustira, Cimahi, pada pukul 20.49 WIB. Pria yang lahir di Cimahi pada 25 Maret 1957 itu meninggal dunia akibat penyakit jantung yang dideritanya. "Iya, meninggal di (RS) Dustira," kata salah seorang jamaah Ustaz Harry Mukti, Vini Yustia Rahmatunisa, kepada Republika.
Ia mengaku sangat sedih dengan kabar tersebut. Menurut dia, almarhum meski sedang menderita sakit, tetap berdakwah. Rencananya, pada Senin (25/6), almarhum akan mengisi kajian khusus bertema 'Hijrah Story' bersama Ray Shareza di Masjid ABRI, Jalan Gatot Subroto, Baros, Kota Cimahi.
Ustaz Harry menorehkan kisah hidup yang unik. Ia yang dulu malang melintang di panggung-panggung musik rock nyatanya kemudian memilih hijrah ke panggung-panggung dakwah. Hingga akhir hayatnya pun aktivitas dakwah itulah yang ia lakoni dengan sepenuh hati.
Kegemarannya terhadap dunia musik berawal dari kepindahannya ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Di Semarang, ia dan kawan-kawannya pernah membentuk sebuah grup musik bernama Darodox. Konon nama Darodox merupakan pelesetan dari kata ndredeg yang dalam bahasa Jawa artinya gemetar.
Saat dirinya kembali ke Bandung, kecintaannya kepada musik tidak lantas luntur. Ia pun bergabung dengan grup Orbit, New Bloodly, dan Primas. Dari sekian banyak grup yang pernah ia singgahi, salah satu yang membuat namanya meroket adalah saat ia bergabung dengan Krakatau pada 1985. Sejumlah lagu yang dilantunkan Harry pun menjadi hit, di antaranya "Lintas Melawai", "Ada Kamu", "Aku Suka Kamu Suka", dan "Satu Kata".
Sebelum namanya menjulang sebagai rocker, Ustaz Harry pernah menjalani beragam profesi. Dari tukang cuci mobil, tukang bersih-bersih kamar mandi, serta pernah pula menjadi room boy di salah satu hotel tempat suami kakaknya bekerja.
Pada 1993, ia mulai mengurangi aktivitasnya dalam bermusik dan mulai mendalami ilmu agama. Di pengujung 1995, ia menunaikan ibadah haji dan akhirnya benar-benar meninggalkan dunia musik.
Hengkang dari panggung musik bukan berarti kesuksesan tidak lagi menghampirinya. Sebab, di panggung dakwah pun ia tergolong sebagai dai kondang. Tausiyah-tausiyahnya selalu mampu menyedot kehadiran jamaah.
Berpulangnya Ustaz Harry meninggalkan duka mendalam bagi Ustaz M Arifin Ilham. "Air mata tak terbendung saat mendengar kabar abangku, sahabatku, guruku dalam hijrah Kang Harry Mukti tercinta filah lebih dahulu dipanggil Allah," kata Ustaz Arifin melalui keterangan tertulis kepada Republika.
"Subhanallah, Abang dan semua kita menjadi saksi keistiqamahan hijrah beliau," sambung dia.
Ia menilai Ustaz Harry merupakan sosok dai yang sangat aktif berdakwah dengan keberanian dan ketegasan luar biasa dalam memperjuangkan syariat Allah. "He is a man that has done totally hijrah," ujar pimpinan Majelis Zikir Az Zikra ini.
Diiringi ratusan warga, jenazah Ustaz Harry dimakamkan di Kampung Pasir Kuda, Desa Cikereteg, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (25/6) pukul 08.00 WIB. Selamat jalan Ustaz. ¦ inas widyanuratikah ed: wachidah handasah