REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) segera membentuk sekaligus meluncurkan kepengurusan Pemuda Masjid Rumah Tahanan (Rutan) se-Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk peran pemuda dan warga binaan dalam memakmurkan masjid di suatu rutan.
"Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi sebagai tempat untuk aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan positif lainnya, utamanya dalam pembinaan pemuda dan remaja," tutur pengurus DMI Arief Rosyid Hasan saat sosialisasi di Rutan Klas I Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (14/6).
Dalam kesempatan sosalisasi itu di hadapan 700 warga binaan, Arief mengatakan dalam waktu dekat segera membentuk sekaligus meluncurkan pemuda atau remaja masjid di rutan atau lapas yang akan dipusatkan di Lapas Klas II A Maros, Sulsel. Mantan Ketua Umum PB HMI ini menuturkan perencanaan pemuda atau remaja masjid rutan dan lapas ini sebagaimana visi dari Dewan Masjid Indonesia, memakmurkan dan dimakmurkan masjid.
"Masjid harusnya menjadi ruang aktualisasi bagi mereka sebelum kembali ke masyarakat lagi," papar mantan aktivis HMI itu.
Arief mengemukakan bahwa banyak aktor pengedar dan pemakai narkoba, begal, pencopet, pelaku pembunuhan, dan perilaku negatif lain adalah pemuda.
Menurut dia, semua pihak harus menjemput bola terhadap masalah-masalah yang banyak timbul di masyarakat.
Selain itu, dia turut membagi pengalaman saat bekunjung ke beberapa lapas atau rutan di seluruh Indonesia ini, warganya didominasi oleh pemuda dan remaja. Tidak hanya Pemerintah, lanjutnya, tapi semua kelompok atau organisasi khususnya yang bersentuhan langsung dengan pemuda ikut andil serta bersama-sama terlibat melakukan pemberdayaan terhadap kelompok pemuda tersebut.
Pihaknya juga memberikan dukungan kepada para remaja ataupun pemuda yang menjadi warga binaan rutan itu agar tetap bersemangat menjalani hidup untuk nantinya bisa berguna kepada masyarakat, bangsa dan negara. "Tentu semua kita tahu bahwa para pendiri bangsa ini pernah dipenjara bahkan diasingkan. Jadi tidak ada alasan para warga Rutan merasa dirinya sampah masyarakat atau tidak berguna ketika kembali ke masyarakat." harap Arief.