REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dua tahun mendatang. Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat gemilang dan patut dibanggakan.
Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, meskipun terpilihnya Indonesia bukanlah untuk pertama kalinya, tapi harus disyukuri di tengah kondisi dunia yang semakin mencemaskan. MUI berharap agar Indonesia dapat memainkan peran strategis di Dewan Keamanan PBB.
"Untuk Ikut mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, sebagaimana yang tercantum dalam amanat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945," kata Zainut kepada Republika.co.id, Ahad (10/6).
MUI juga berharap posisi keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan PBB dimanfaatkan secara optimal. Untuk perjuangan menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Serta untuk membantu perjuangan bangsa-bangsa lain yang nasibnya masih terjajah dan dirundung konflik.
"Indonesia harus ikut terlibat dalam isu-isu keamanan dan perdamaian global, seperti penjajahan zionis Israel atas negara Palestina, konflik di Afghanistan, Rohingya, Suriah, Sudan Selatan dan di berbagai belahan negara lainnya," ujarnya.
Zainut mengatakan, yang tidak kalah penting adalah ikut terlibat dalam mengatasi ancaman bahaya terorisme global. Sebab terorisme mengancam perdamaian dunia.
"Ke depan harus dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia untuk menggalang dukungan dunia, melakukan pembelaan negara, misalnya untuk Palestina," kata Zainut.
Dia mengatakan posisi Indonesia di DK PBB juga bisa menjadi sarana melakukan pembelaan terhadap negara Islam dan negara lain yang mengalami penindasan.
Menjadi anggota tidak tetap DK PBB, kata dia, juga bisa menjadi kesempatan Indonesia untuk turut berkontribusi mewujudkan perdamaian dunia.
"Saya kira posisi strategis ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia, terutama di dunia internasional," kata dia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Selamat atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020 dalam pemungutan suara yang digelar di Majelis Umum PBB di New York, pada Jumat, 7 Juni 2018," kata dia di Jakarta, Sabtu Kemarin.
Dia mengatakan terpilihnya Indonesia tersebut menunjukkan bukti pengakuan dunia atas kiprah Indonesia di kancah dunia. Secara khusus, Haedar menyampaikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Menlu Retno L Marsudi yang selama ini berhasil memainkan peran politik luar negeri Indonesia sehingga memperoleh tempat di mata dunia.
Dalam konteks politik global yang makin keras dan dinamis, kata dia, tentu posisi di PBB tersebut dapat dijadikan forum dan media memainkan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia serta tatanan dunia yang lebih adil, beradab, serta berkemajuan.
Dia juga berharap peran Indonesia di kancah dunia makin baik, terutama untuk mengatasi sejumlah konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Muhammadiyah, kata dia, juga berharap pemerintah Indonesia lebih proaktif dan progresif menjadi juru damai dan mencari solusi dalam sejumlah konflik dan gejolak politik di kawasan lain yang berkonflik.
"Termasuk dalam menyelesaikan Rohingya dan Palestina," katanya.