REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan tidak seperti seni lainnya, musik merupakan alternatif yang bisa melampui sekat-sekat di antara manusia. Musik mampu menyatukan kita di tengah kemajemukan.
“Musik yang dilengkapi dengan syair-syair yang bermakna hakekat dari nilai-nilai agama itu adalah sesuatu yang mudah-mudahan mampu mengantarkan kita ke jalan Islami," kata dia dalam pembukaan gelaran perdana Syiar Anak Negeri lewat syair dan lomba nasyid dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Jakarta, Ahad (20/5).
Kegiatan Syiar Anak Negeri ini digelar dalam bentuk hiburan ini diharapkan mampu mengajak umat menuju ke jati diri kemanusian. "Tentu ini patut kita syukuri karena kehidupan kita sekarang semakin kompleks sehingga kita ibarat berada di gurun sahara dan kita membutuhkan oase yakni dalam bentuk musik," ujarnya.
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan hadiah bagi pemenang pada ajang ini. Hadiah diberikan dalam bentuk beasiswa setelah dinyatakan lulus di salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia, paket Umrah, serta uang pembinaan senilai 100 juta, 75 juta, dan 50 juta rupiah.
Ajang kaum milenial ini dijaring lewat empat dewan juri, yakni Dirjen Pendis Kamaruddin Amin, Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis, Asosiasi Nasyid Nusantara, Faris Thalib, dan Juri Tamu Intelektual Muslim yang juga Gubernur NTB Tuan Guru Bajang.
Tampak hadir sejumlah pejabat Kemenag, di antaranya Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Kepala Biro Humas, Data dan Informasi (HDI) Mastuki, dan Kasubdit Bimbingan Jemaah Ditjen PHU Endang Jumali.