REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medieval Islamic Civilization:An Encyclopedia(2006) mengutip pendapat tokoh dari abad ke-15, Al-Qalqashandi. Menurut sekretaris kesultanan Mamluk tersebut, dari begitu banyak perpustakaan yang dibangun umat Islam, ada tiga unit di antaranya yang terkemuka.
Ketiganya adalah Baytul Hikmah di Baghdad, perpustakaan Dinasti Fatimiyyah di Mesir, dan perpustakaan Kordoba milik Dinasti Umayyah.
Sejak dibentuk pada 762, Baghdad menampilkan wajah Dinasti Abbasiyah sebagai salah satu imperium dunia. Sejarah menyaksikan kerajaan tersebut berhasil mengubah Baghdad menjadi kota kosmopolitan yang merayakan keberagaman budaya di bawah kedaulatan islami.
Penduduknya terdiri atas orang- orang Aramaik, Persia, Arab, serta pelbagai umat beragama, baik Muslim maupun non-Muslim. Semuanya hidup berdampingan secara damai dan adil.
Karakteristik multikultural juga dijumpai dalam bidang pendidikan.Sultan Harun ar-Rasyid (wafat 809) merintis perpustakaan besar yang dinamakannya Baytul Hikmah (`Rumah Kebijaksanaan').
Sesudah mangkatnya, lembaga ini semakin cemerlang di bawah kendali anaknya, Sultan al-Ma'mun. Baytul Hikmah terus berkembang menjadi pusat koleksi pelbagai pustaka dari penjuru dunia, serta penerjemahan teks-teks pengetahuan ke dalam bahasa Arab.