REPUBLIKA.CO.ID,BIREUEN -- Sebanyak 76 jiwa pengungsi Rohingya mendarat di Bireuen, Aceh. Sampai Jumat (20/4) sore, sedikitnya ada 76 jiwa Rohingya yang terangkut dalam satu kapal kayu sarat muatan. Sebagian besar merupakan laki-laki, sisanya perempuan dan anak-anak.
Mendapat informasi terdamparnya puluhan pengungsi Rohingya di Bireuen, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh bergegas menuju ke pesisir Pantai Kuala Raja. Rahmat Aulia, Humas ACT Aceh mengatakan, puluhan warga Rohingya yang terdampar dalam kondisi lemas.
"Dari pendataan sementara yang kami lakukan, ada 43 orang laki-laki, 25 perempuan dewasa, dan 8 anak-anak. Seluruhnya mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan akibat terkatung-katung di laut," tutur Rahmat.
Informasi terbatas yang didapat dari MRI Aceh, kapal kayu yang ditumpangi puluhan orang Rohingya itu berangkat mengungsi langsung dari Myanmar. Kemudian terdampar di Aceh.
Belum ada informasi kapan para pengungsi itu berangkat dari Myanmar dan mengapa mereka melarikan diri dari sana. Kini seluruh pengungsi Rohingya itu sudah ditangani oleh Pemkab Bireun untuk dilakukan pendataan dan perawatan bagi yang sakit.
"Di sini juga sudah ada BPBD Bireun dan TNI untuk membantu menangani para pengungsi. Penampungan sementara mereka diberikan ruangan di aula SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) milik Pemkab Bireuen," ujar Hidayat selaku Koordinator MRI Bireuen.