Senin 16 Apr 2018 12:32 WIB

IHA Distribusikan Bantuan Kemanusiaan di Myanmar

Bantuan pangan dan non-pangan diserahkan kepada 658 kepala keluarga di Rakhine State.

 Program Manager IHA, Surya Rahman, menyerahkan bantuan secara simbolik.
Foto: PKPU Human Initiative
Program Manager IHA, Surya Rahman, menyerahkan bantuan secara simbolik.

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) beberapa hari yang lalu telah berhasil menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan dan kebutuhan non-pangan, kepada 658 Kepala Keluarga (KK) yang berada di Camp Mour Tin Nya, Sittwe, Rakhine State. Bantuan kemanusiaan tersebut berasal dari masyarakat Indonesia yang disalurkan melalui sejumlah anggota IHA, di antaranya PKPU Human Initiative dan LAZ Nurul Hayat dan juga didukung oleh BUMN.

Kegiatan pemberian bantuan ini merupakan langkah awal dimulainya program kemanusiaan IHA di Rakhine State, Myanmar. Bantuan ini sempat tertunda pelaksanaannya akibat konflik yang kembali memanas pada akhir Agustus 2017 lalu. Konflik menyebabkan lebih dari 671 ribu jiwa etnis Rohingya di kawasan utara Rakhine State mengungsi ke Bangladesh.

Bantuan secara simbolis diserahkan langsung oleh Program Manager IHA, Surya Rahman, bersama Tim IHA di sela-sela kunjungannya ke dalam kamp sekaligus melakukan kajian di sejumlah township yang berada di wilayah Rakhine State. Pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan tersebut difasilitasi oleh lembaga MAUK Myanmar.

Selama kunjungannya di sejumlah township di antaranya Kyauk Taw Township dan Mrauk U, Surya Rahman bersama Tim IHA melihat secara langsung sejumlah fasilitas pendidikan dan pasar rakyat di beberapa kampung Muslim di Myanmar. Menurut Surya Rahman, kondisi sekolah yang dimiliki masyarakat di kampung Muslim tersebut sangat memprihatinkan.

 

photo
Bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan dan kebutuhan non-panganuntuk komunitas Muslim di Rakhine, Myanmar.

“Konflik di Rakhine State pada tahun 2012 berdampak pada pembatasan akses bagi kelompok Muslim termasuk ditutupnya akses layanan pendidikan bagi kelompok Muslim oleh Pemerintah, sehingga masyarakat di kampung tersebut harus mendirikan fasilitas pendidikan sendiri,” terang Surya seperti dalam siaran persnya.

Surya juga menerangkan, bahwa pembatasan akses tersebut berdampak pada gerak dan langkah masyarakat di kampung tersebut untuk memperoleh kebutuhan pokok. Untuk menunjang kebutuhan mereka, masyarakat mendirikan pasar penghubung yang menjadi tempat berinteraksi dan bertransaksi antara komunitas Muslim dan Budhis.

IHA yang merupakan kolaborasi organisasi dan lembaga masyarakat sipil Indonesia telah berkomitmen untuk melaksanakan program di Rakhine State, Myanmar selama dua tahun. Adapun nilai total komitmen bantuan kurang lebih Rp 26 milyar yang akan difokuskan pada sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, pangan dan non-pangan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak konflik di Rakhine State, Myanmar.

Diharapkan program IHA akan berdampak jangka panjang dan mendukung proses rekonsiliasi antarkomunitas di Rakhine State, Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement