Senin 09 Apr 2018 16:19 WIB

Liga Dunia Muslim Serukan Lawan Bersama Ekstremisme

Ekstrimisme dan terorisme terbentuk karena adanya kebencian dan konflik.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Sheikh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa diterima oleh Pangeran Hassan bin Talal dari Yordania di kantornya di sela-sela pertemuan.
Foto: foto: MWL
Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim Sheikh Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa diterima oleh Pangeran Hassan bin Talal dari Yordania di kantornya di sela-sela pertemuan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JEDDAH -- Liga Dunia Muslim atau Muslim World League (MWL) menggunakan semua sumber dayanya untuk menghadapi ancaman ekstrimisme di dunia Islam. Mulai dari kekuatan akademik hingga ideologi digunakan untuk menjaga keamanan kemanusiaan.

Sekretaris Jenderal MWL, Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa mengkritik, citra Muslim saat ini yang selalu diidentikkan dengan ekstrimisme. "Ekstrimisme dilabeli Islam dan kebalikannya disebut Islamofobia," kata dia dilansir Arab News, Senin (9/4).

Ia bicara dalam konferensi tentang keamanan kelompok. Acara diselenggarakan oleh MWL berkolaborasi dengan Global Forum for Modereation yang berbasis di Yordania. Acara dihadiri oleh puluhan tokoh politik, peneliti, dan akademisi dari 35 negara.

Al-Issa mengingatkan, ekstrimisme dan terorisme terbentuk karena adanya kebencian dan konflik. Sehingga, satu-satunya cara untuk keluar dari tantangan ini adalah dengan mengangkat nilai keagamaan dalam komunitas.

Menurutnya, umat Islam tidak akan punya kekuatan kecuali mengubah citra buruk dulu. Konferensi juga membahas tentang hancurnya ideologi keamanan sebagai imbas. Kata dia, korupsi dan ideologi ekstrim telah menyerang kekuatan, kesatuan, dan aspirasi komunitas Muslim.

"Konferensi ini sepakat untuk kembali menghimpun kekuatan bersama. Selain itu mengusung jaminan keadilan dan keamanan bagi semua pihak. Umat Islam juga didesak untuk berkontribusi nyata pada keamanan kemanusiaan secara utuh," katanya.

Semua pihak diminta ikut andil termasuk organisasi dan kaum muda. Mereka menyerukan pendekatan Islam dengan menghargai sesama, melindungi dan membela komunitas mana pun dari bahaya kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement