REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama Dunia. Dalam pertemuan perdana ini akan membahas Islam moderat yang berkembang di Indonesia kepada dunia.
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsudin mengatakan kegiatan ini akan dihadiri oleh ulama, cendekiawan Muslim, tokoh Muslim dari 50 negara lebih di dunia, termasuk negara di Amerika dan Eropa.
"Event besar ini dan pertama kali dalam sejarah ulama membicarakan wasathiyyah (moderat) Islam secara khusus," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (9/4).
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama Dunia atau High Level Consultation of World Muslim Scholars On Wasatiyat Islam (HLC-WMS) akan diselenggarakan di Bogor, 1-3 Mei 2018 mendatang. Presiden Joko Widodo direncanakan akan membuka acara tersebut untuk kemudian ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"KTT akan dibuka Jokowi di Istana Bogor pada 1 Mei pagi dan akan ditutup oleh wakil presiden di Istana Kepresiden Jakarta pada 3 Mei siang," ujar Din.
Menurut Din, kegiatan ini merupakan inisiasi dari Indonesia atau Kantor Utusan Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama antar Agama dan Peradaban. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan konsep wasathiyyah Islam untuk menjadi ciri dan identitas kehidupan umat Islam baik dalam skala nasional dan di tingkat global di dunia.
Steering Committee KTT Islam Wasathiyyah Helmy Faisal Zaini menambahkan kegiatan ini menunjukan Islam adalah agama yang ramah, bukan agama yang marah, agama yang mengajak bukan mengejek dan agama yang merangkul bukan memukul. "Komitmen kita (Indonesia) turut mendukung dakwah Islam toleran mengajarkan perdamaian," kata Helmi.
Tokoh utama dari ulama Muslim sedunia khsusunya akan hadir diantaranya Syaikh Al Azhar Imam Terbesar Syeikh Ahmad Thayyib bin Thayyib. Kemudian ada juga Syeikh Abdullah bin Dayyah yang memimpin sebuah organisasi bernama Forum Perdamaian di Masyarakat Muslim yang berkedudukan di Abu Dhabi. Untuk menyambut KTT ini akan diadakan juga Halaqah sebanyak empat kali di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Uhamka, Universitas Ahmad Dahlan, serta Universitas Muhammadiyah Surakarta.