Ahad 08 Apr 2018 23:12 WIB

75 Persen Sistem Akustik Masjid tak Memadai

3.500 sistem akustik masjid di Yogyakarta perlu dibenahi.

Rep: neni ridarineni/ Red: Ani Nursalikah
Pengeras Suara Masjid (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pengeras Suara Masjid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Riset yang pernah dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI) menunjukkan sekitar 75 persen sistem akustik di dalam masjid tak memadai.  Jusuf Kalla selaku Ketua Umum DMI Pusat membuat program pembenahan akustik masjid.

Menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran program pembenahan akustik masjid terus dilakukan. Di DMI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ada sekitar 7.000 masjid. Sebanyak 3.500 di antaranya harus dibenahi sistem akustiknya," kata Ketua DMI DIY Muhammad pada wartawan di sela-sela acara Pelatihan Manajemen Masjid Ketiga yang diselenggarakan Bank Muamalat dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Yogyakarta dan Dewan Masjid Kota Yogyakarta di Hotel Grand Inna Malioboro Yogyakarta, Ahad (8/4).

DMI DIY mendapat lima armada mobil dari DMI Pusat untuk pembenahan akustik (sound system) masjid. Hal ini disinergikan dengan Baznas dari sisi pembiayaan. Jadi mobil tersebut dibranding DMI dan Baznas. Setiap mobil ada tiga orang yang mengeksekusi pembenahan sound system secara gratis di masjid di seluruh DIY.

Ia mengatakan meskipun sudah 50 persen sistem akustik masjid DIY sudah dibenahi, tidak menutup kemungkinan sistem akustik tersebut rusak lagi. Karena banyak teman-teman takmir masjid yang tidak memiliki tim ahli teknis sehingga ketika sound sytem tidak bagus diutak-atik hingga akhirnya rusak lagi," katanya.

Bagi sistem akustik masjid yang rusak lagi, bisa memperoleh layanan dari tim pembenahan akustik DMI DIY. "Takmir masjid bisa menghubungi saya lewat ponsel dengan menyebutkan nama dan alamat masjid, nama ketua takmir dan kontaknya. Nanti saya berikan kepada tim pelaksana," kata Muhammad yang juga Ketua Baznas Kota Yogyakarta ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement