REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Sosok lain yang muncul di Hama adalah Usama ibn Munqidh. Ia lahir di sebuah wilayah dekat Lembah Orontes, Hama. Ia menulis sejumlah karya. Salah satunya berbicara tentang retorika, yaitu Kitab al-Badi. Ia bahkan menulis sebuah autobiografi berjudul Kitab al-Ittibar.
Buku tersebut memuat kisah sejarah yang sangat penting pada masa tersebut. Karya ini dianggap sebagai sebuah karya pertama dalam bidang tersebut. Usama menuliskan apa yang dia lihat, terutama Perang Salib I.
Usama melihat peperangan itu dan gerakan pasukan Salib membangun permukiman di tanah-tanah Muslim. Kebetulan, ia sendiri juga seorang prajurit yang ikut bertarung melawan pasukan Salib. Kitab al-Ittibar ini diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa.
Dalam kitab itu, Usama mengisahkan bahwa para tentara Salib membangun sebuah tong besar dan mengisinya dengan air. Ini digunakan untuk menyiksa orang yang dianggap bertentangan dengan mereka, yaitu menenggelamkannya ke dalam tong tersebut.
Menurut Usama, langkah ini sangat kejam. Di sisi lain, ia menceritakan pula bahwa setelah lama berada di antara masyarakat Muslim, mereka mulai mengadopsi nilai-nilai Islam dan meninggalkan perilaku yang dianggap barbar.
Ada sejumlah orang dari kaum Frank, ungkap Usama, yang telah lama menduduki tanah Muslim hidup layaknya seorang Muslim. Ini lebih baik dibandingkan mereka yang baru saja di tanah Muslim. Ia bahkan bersahabat dengan salah satu dari mereka.
Juga, ada nama Yaqut Al-Hamawi. Ia menulis buku dengan judul Mu'jam al-Buldan. Ini merupakan sebuah ensiklopedia geografi yang ditulis berdasarkan pengalamannya dalam menjelajah sejumlah wilayah.
Ia menceritakan beragam aspek wilayah yang ia kunjungi, seperti arkeologi, etnografi, sejarah, antropologi, dan letak geografis wilayah tersebut. Buku ini merupakan kisah dari perjalanannya ke Persia, Arab Saudi, Irak, dan Mesir serta wilayah Aleppo, Suriah.