Kamis 05 Apr 2018 08:56 WIB

Perjuangan 28 Tahun Bzeek Ubah Citra Islam di Amerika

Bzeek merawat anak-anak sakit parah yang tidak diinginkan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Imigran Muslim kelahiran Libya di Amerika Serikat Mohamed Bzeek. Dia mengubah citra Islam di AS dengan merawat anak-anak sakit parah.
Foto:
Anak sakit (ilustrasi)

Dia mulai membina anak-anak di awal 1980-an, dan rumahnya adalah tempat penampungan darurat untuk anak-anak asuh dalam perlindungan pemeliharaan, atau yang membutuhkan penempatan segera. Pada 1989, setelah menikah, mereka berdua memutuskan mengabdikan hidup mereka membantu anak-anak yang paling rentan.

Bzeek mengatakan dia merawat anak-anak yang sakit parah tanpa peduli agamanya, kebangsaannya atau warna kulit. "Saya menganggap mereka sebagai manusia. Saya menganggap mereka anak saya sendiri. Saya tidak pernah berpikir mereka adalah anak angkat," ujarnya.

Bzeek melanjutkan membuka rumah mereka untuk puluhan anak-anak sepanjang tahun. Mereka mengajar kelas tentang mengasuh anak dan bagaimana menangani penyakit dan kematian pada anak di sekolah komunitas.

Dawn bekerja dengan satuan tugas di seluruh negara bagian, bersama para dokter dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan pengasuhan. Ia menjadi terkenal sebagai salah satu ibu angkat paling dihormati di negara bagian itu.

Kedua orang tua angkat yang berdedikasi itu kehilangan anak angkat pertama mereka pada 1991. Pengalaman itu sangat memengaruhi pasangan itu. Dia bahkan menangis selama tiga hari.

"Seorang gadis Meksiko berusia tujuh bulan," katanya sembari mengingat.

Pada 1995, mereka memutuskan fokus hanya merawat anak-anak yang sakit parah (terminally-ill children) karena tidak ada orang lain yang akan menerima mereka. "Kuncinya adalah Anda harus mencintai mereka seperti milik Anda. Saya tahu mereka sakit. Saya tahu mereka akan mati. Saya melakukan yang terbaik sebagai manusia dan menyerahkan sisanya kepada Tuhan," ujarnya.

Dia mengaku tidak mudah merawat anak-anak tersebut karena mereka memerlukan obat-obatan yang banyak dan mesin penunjang. Bzeek mengingat kata-kata seorang ateis di AS kepadanya yang berharap ada tuhan untuk membalas kebaikannya.

Pria berhati emas tersebut mendapatkan penghargaan dari Turki. Penghargaan itu bahkan diberikan langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan. Seorang pembuat film Turki berencana membuat dokumenter mengenai kisah inspiratifnya.

Insinyur elektro itu menerima International Benevolence Award. Berbicara dalam upacara penghargaan di Ankara, Erdogan mengatakan kisah Bzeek memberikan harapan di tengah kekerasan dan kebrutalan di dunia.

"Ini liburan pertama saya dalam tujuh tahun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement