REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan acequia bisa ditelusuri dari Albuquerque ke Santa Fe. Di Santa Fe, aliran Rio Grande menjadi panduan melintasi Espanola Valley di Road 68 atau yang juga dikenal sebagai Jalan Tepi Sungai ke Taos di New Mexico.
Tak lama, jalan akan me masuki area yang mirip dengan gambaran Milagro Beanfield. Jalan ini bermula dari Camino Real de Tierra Adentro (jalan kerajaan me nuju daerah pedalaman).
Jalan sepanjang 2.400 kilometer ini merupakan saksi perjalanan koloni Spanyol dari Mexico City ke utara Taos. Di jalan itu pula pada Juli 1598, Kapten Jenderal Don Juan de Onate membawa koloni Spanyol pertama ke New Mexico dan mendirikan salah satu permukiman pertama Eropa di daerah yang kini menjadi bagian dari Amerika Serikat.
Kala itu, sebanyak 400 orang baik sipil maupun militer dan beberapa orang Indian dari Meksiko beriringan menggunakan 83 dokar, 1.000 ekor kuda, dan 7.000 ekor hewan ternak yang mengular sepanjang enam kilo meter. Mereka berjalan bersama me nuju daerah baru.
Kapten Jenderal Onate mendiri kan markasnya sekitar 50 kilometer di utara, di sebuah tempat yang saat ini dekat dengan Santa Fe, San Ga briel atau Chamita saat ini. Air merupakan hal yang sangat penting sehingga Kapten Jenderal Onate memerintahkan pembangunan acequia bahkan sebelum rumah-ru mah, bangunan publik, dan gereja se lesai dibangun.
Dalam buku Acequia Culture, Rivera menggambarkan bagaimana koloni baru itu menganggap air sebagai barang mewah dan membuat mereka akhirnya membangun acequia. Koloni Spanyol itu, tulis Rivera, mem buat bendung air dari batu, ge londongan kayu, dan material alam lainnya.
Menggunakan perkakas kayu, mereka menggali kanal-kanal yang memungkinkan air mengalir dari bendung. Pembangunan irigasi itu termasuk pembangunan acequia madre atau kanal utama, compuertas (pa pan penutup bendung), canoas (ge londongan kayu untuk membuat persimpangan kanal), sangrias (ka nal-kanal yang mengarah ke ladang), dan desague (drainase yang akan mengalirkan kelebihan air kembali ke kanal induk).
Jaringan acequia ini penuh air terutama saat salju di gunung meleleh di musim semi dan mengairi kebun, ladang, dan taman yang ditanami ca bai jalapeno, jagung biru, labu, let tuce, kol, kacang, garbanzo (kacang Arab), jintan putih, wortel, lobak, ba wang putih, bawang merah, artichoke, dan mentimun. Lebih dari 4.000 ta hun kemudian, tanaman-tanaman ter sebut masih tetap ditanam di Es panola Valley dan beberapa di anta ranya masih diairi acequia.
Pada 1610, pengganti Kapten Jen deral Onate, Pedro de Peralta memin dahkan ibu kota ke Santa Fe dan membangun acequia untuk pertama kalinya untuk kepentingan bisnis. Di tiap sisi sungai Santa Fe dibangun acequia madre yang kemudian terus bercabang menjadi puluhan acequia lain seiring meningkatnya populasi. Meski acequia tak lagi digunakan untuk pertanian di sana, Santa Fe kini masih punya salah satu jalan tercantik di kota itu bernama Acequia Madre.
Meski acequia juga kemudian di bangun di Texas, Colorado, Arizona, dan Kalifornia, di New Mexico yang ter bukti bertahan. Ada sekitar 800 acequia di New Mexico yang masih ber tahan sepanjang era Spanyol (1598-1821), era Meksiko (1821- 1848), dari era Teritorial (1848-1912) dan hingga saat ini. Sementara di Colorado ada sekitar 150 acequia yang bertahan di daerah Costilla, Co nejos, Huerfano, dan Las Animas.
Hanya beberapa yang bertahan di Arizona, Kalifornia, dan Texas. Sa yangnya di negara bagian lain, seb agian besar acequia era kolonial ter bengkalai atau dikuasai perusahaan swasta, asosiasi pengguna air, peme rintah distrik, atau otoritas konservasi distrik.