Ahad 01 Apr 2018 20:35 WIB

Harus Ada Top Ten Masjid di Indonesia

Masjid Istiqlal Jakarta bisa dijadikan ikon sebagai top ten masjid di Indonesia.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Warga mendokumentasikan fenomena gerhana bulan total super blue blood moon di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (31/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga mendokumentasikan fenomena gerhana bulan total super blue blood moon di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) merekomendasikan sejumlah masjid terbaik yang bisa dijadikan wisata religi berbasis masjid. Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata (P3) Halal dari Kementerian Pariwisata berpandangan, perlu ada sepuluh masjid terbaik atau top ten masjid di Indonesia untuk dijadikan ikon.

"Intinya kalau mau mengangkat wisata religi berbasis masjid, harus memilih top ten masjid, harus ada ikon," kata Ketua Tim P3 Halal dari Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan kepada Republika.co.id, Ahad (1/4).

Dia mencontohkan, Masjid Istiqlal di Jakarta sebagai masjid terbesar ke empat di dunia, bisa dijadikan ikon atau dimasukkan sebagai top ten masjid di Indonesia. Kemudian, di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terdapat Islamic Center NTB, dan di Aceh ada Masjid Raya Baiturrahman. "DMI tahu masjid-masjid yang akan dijadikan top ten masjid," ujarnya.

Dikatakan Riyanto, program percepatan wisata halal bukan membuat yang baru, tetapi yang sudah terkenal tinggal dipoles sedikit, terus jadi. Tim P3 Halal merekomendasikan ke DMI cara seperti itu. Tapi mungkin DMI punya strategi sendiri.

"Masukan kami, pertama harus ada standar (masjid yang akan dijadikan basis wisata religi-Red), harus ada bimbingan teknis supaya masjid yang akan diangkat sebagai ikon benar-benar jadi kelas dunia," ujarnya.

Jadi yang perlu dilakukan, dijelaskan Riyanto, pertama buat dan tetapkan standar masjid. Seperti standar fisik, pelayanan dan manajemen masjid. Kemudian, perhatikan kenyamanan, pelayanan dan daya tarik masjidnya. Selanjutnya, program pemasaran masjid sebagai basis wisata religi harus bagus.

Supaya masjid di Indonesia dapat bersaing dengan masjid yang sudah menjadi destinasi wisata dan terkenal di dunia. Seperti Masjid Putra di Putrajaya, Malaysia dan Masjid Agung Syekh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE). "Maka untuk mencapai semua itu harus didukung sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya," jelasnya.

Menurutnya, DMI bisa membantu menciptakan sumberdaya manusia yang kompeten untuk mengelola masjid yang akan dijadikan basis wisata religi. Banyak program-program DMI yang bagus-bagus. Tapi setelah masjid jadi basis wisata religi dan dikunjungi banyak wisatawan, Riyanto mengingatkan, perlu ada pengelolaan sampah yang baik supaya kebersihan masjid tetap terjaga meski dikunjungi banyak wisatawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement