Kamis 29 Mar 2018 17:23 WIB

Pemimpin Muslim Jerman Usul Kirim Rabi dan Imam ke Sekolah

Pengiriman rabi dan imam ke sekolah untuk mengatasi sikap antisemitisme.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Rabi Yahudi
Foto: .
Rabi Yahudi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Asosiasi Muslim Utama Jerman mengusulkan pengiriman rabi dan imam ke sekolah-sekolah untuk mengatasi sikap anti-semitisme. Hal itu menyusul laporan seorang pelajar Muslim merundung teman sekelasnya yang memiliki kepercayaan Yahudi di salah satu sekolah di Berlin, Jerman.

Dilansir di Haaretz pada Kamis (29/3), melalui akun Twitter pribadinya, Kepala Dewan Pusat Muslim di Jerman Aiman Mazyek mengusulkan ide itu untuk menanggapi pernyataan pemimpin utama Yahudi di Jerman. Dalam pernyataannya, pemimpin utama Yahudi Jerman meminta organisasi Muslim lebih aktif memantau khutbah imam di masjid-masjid.

Sebelumnya, seorang ayah dari murid yang bersekolah di Sekolah Dasar Paul-Simmel di Berlin mengungkapkan aksi anti-semitisme terhadap anaknya karena tidak percaya pada Allah. Ia mengaku, rekan sekelas anaknya itu meneriakkan kata Yahudi dan mengancam tindakan memukul dan membunuh.

Masalah itu memicu perdebatan ihwal bagaimana cara terbaik menangani masalah anti-semitisme di kalangan pemuda Muslim dan menenangkan anggota parlemen, pemimpin agama, dan polisi untuk mengambil tindakan. Kepala dewan pusat Yahudi di Jerman Josef Schuster mengatakan ada kerja sama antara kelompok Yahudi dan Muslim untuk beberapa keprihatinan bersama soal upaya mengenai anti-semitisme.

Schuster mendukung pembentukan daftar Federal untuk menangani kasus intimidasi anti-semitisme di sekolah. Ia juga mendukung Serikat Polisi Jerman mempelajari kasus-kasus kekerasan di sekolah.

Menanggapi pernyataan itu, Mazyek mengumumkan rencana mengirim 10 imam, yang sebaiknya bersama rabi, mengunjungi ruang-ruang kelas untuk mengampanyekan dialog pencerahan dan saling menghormati. Kepada AFP, Mazyek berharap komunitas Yahudi bergabung dengan proyek itu, tetapi belum ada tanggapan atas usulan tersebut.

Pusat penelitian dan informasi yang berbasis di Berlin mencatat terdapat 18 kasus anti-semitisme di sekolah-sekolah Berlin pada 2017. Angka itu dua kali lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Direktur Pusat Penelitian dan Informasi Benjamin Steinitz meyakini kejadian dan peristiwa anti-semitisme lebih banyak daripada angka yang tercatat.

Ketua Asosiasi Guru Jerman Heinz-Peter Meidinger beranggapan banyak murid takut melaporkan kasus-kasus seperti itu. Selain itu, menurut dia kasus tersebut tidak terbatas hanya di Berlin saja. Sementara itu, organisasi Kesatuan Pendidikan dan Sains meminta lebih banyak dukungan dan pelatihan bagi para guru tentang bagaimana cara menangani insiden anti-semitisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement