REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Program Nasional Empowering Indonesia menjalin kerja sama dengan KOHATI cabang Batam memberdayakan para pemuda dan masyarakat Batam. Mohamad Soleh yang juga merupakan penulis buku Smart Empowerment Technique (SET) bersama psikolog Sri Susilowati diminta oleh KOHATI cabang Batam untuk melaksanakan kegiatan Program Pengembangan Diri kepada para pemuda dan masyarakat, 25 dan 27 Maret 2018.
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan para peserta agar lebih efektif lagi dalam pemberdayaan diri mereka. Materi hari pertama diawali dengan latar belakang karakter orang yang selalu sukses bahagia dan karakter yang selalu sedih, kesal, bingung, serta gagal.
Untuk sukses-bahagia, ternyata resepnya sederhana, yaitu relaks, fokus dan yakin (kunci Powerful Character Empowering versi SET). Soleh yang juga merupakan trainer dan konsultan manajemen di AIDA Consultant mengatakan bahwa seringkali menemukan dan menerima keluhan mengenai sulitnya membentuk karakter.
Ketidakberhasilan dalam pemberdayaan diri ini menurut Soleh disebabkan pola pemberdayaan diri dan pendidikan belum mengikuti salah satu petunjuk dari Alquran surah Aljumuah ayat 2 dan Al Imran 164. Dalam ayat tersebut ditafsirkan secara sederhana bahwa dalam melaksanakan pembinaan/pendidikan (tarbiyah) ada 4 hal utama yang harus dilakukan, yaitu (1) membacakan (menjelaskan dengan efektif), (2) menyucikan jiwa (membersihkan masalah-masalah psikologis/penyakit hati), (3) mengajarkan kitab (mendidik dengan cara memberikan pedoman tertulis seperti Alquran),dan (4) hikmah (mendapatkan pemahaman melalui teladan Rasulullah atau as-Sunnah).
Kebanyakan para pendidik, trainer baru menjalankan poin pertama, yaitu menjelaskan dengan efektif. Seringkali mereka lupa dengan poin nomor 2, yaitu membersihkan masalah-masalah psikologis yang menghambat proses penyerapan informasi dan optimalisasi potensi. Bahkan bisa jadi, poin no 3 yaitu mendidik dengan cara memberikan pedoman tertulis, dan poin no 4, memberikan pemahaman melalui teladan juga belum dilakukan dengan efektif.
"Jadi, jangan berharap pemberdayaan diri kita akan berhasil, kalo belum beres masalah psikologis orang sehingga tidak mampu mencapai kondisi relaks, fokus dan yakin yang kita didik tersebut," kata dia.
Soleh juga menjelaskan mengenai Smart Empowerment Technique (SET). Menurut dia, ini merupakan jawaban atas permasalahan tersebut. Inilah teknik psikologi yang memberdayakan diri, sekaligus Self Healing dengan ciri khas sebagai teknik yang aplikatif, mudahdan cepat.
SET terdiri dari 10 teknik dengan berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan, masalah, cara berpikir manusia yang berbeda-beda. Bahkan, ada teknik yang tidak perlu tahu masalahnya dan atau bermasalah dengan siapa. Setiap teknik yang ada dalam SET akan efektif bagi siapa pun, bahkan untuk tipikal orang yang tertutup dan tidak ingin masalahnya diketahui orang lain. Teknik-teknik SET inilah yang disebut dengan SMART dalam memberdayakan potensi diri (otak, jiwa, dan tubuh) yang berujung pada upaya mencapai kebahagiaan yang akhirnya berujung pada kesuksesan.
Soleh mengatakan pemberdayaan diri akan semakin cepat dan efektif, bila menerapkan kerangka kerja Personal Character Empowerment. Kerangka kerjanya diawali dengan Knowing my self, yaitu mengetahui seluruh potensi, kebutuhan dan problem yang dihadapi, cara berpikir, pola kepribadian dan visi kedepannya. Setelah mengetahui, maka lebih mudah untuk menerima diri atau Self Acceptance yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa bersyukur dan meridhoi apa saja yang diterimanya saat ini. Ketika sudah ridho dan ikhlas, maka diri kita akan semakin powerfull, self Esteem tinggi, keyakinan meningkat, sehingga mudah fokus.
Dalam pembelajaran ini, Mohamad Soleh langsung mengkondisikan para pemuda dan masyarakat untuk langsung menuliskan visi mereka berbasis metode SMART. Lalu dilanjutkan dengan mempraktikkan beberapa teknik SET, yaitu meditasi zikir, memaafkan, bersyukur, Role Play dan transfer energi, serta menciptakan tombol, yaitu sebuah teknik sugesti fisik yang menjadi tools dalam mindset motivation pemuda dan masyarakat secara mandiri.
Hari pertama ini di rangkum oleh Sri Susilowati dengan kerangka berpikir bahwa perlunya mindset programming. Oleh karena itu, pada 27 Maret 2018, juga akan diadakan sesi tambahan dengan judul hypnotic mind programming oleh Sri Susilowati yang juga seorang psikolog.