REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Muhammad Nursyamsyi
Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi satu panggung dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam peringatan Isra Mi'raj salah di Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Ahad (25/3).
TGB datang lebih dahulu sekitar pukul 16.00 WITA bersama Sekretaris Organisasi Internasional Alumni al-Azhar Cabang Indonesia Muchlis Hanafi dan Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah Andi Aderus. Kehadiran TGB mendapat sambutan meriah dari para santri yang sudah bersiap sejak di pintu masuk Ponpes As'adiyah. Ratusan santri berebut bersalaman dan berswafoto dengan Gubenur NTB dua periode tersebut.
Ketua Ikatan Cendekiawan Alumni Timur Tengah (ICATT) Andi Aderus mengatakan, TGB merupakan satu contoh jebolan santri yang sukses berkarier di dunia pendidikan, pemerintahan, dan menjadi pemuka agama. "TGB adalah eksperimen, dia santri, dulu saat hendak maju (Pilgub NTB), orang katakan apa yang bisa dilakukan seorang santri," ujar Andi.
Gubernur NTB TGB Zainul Majdi memberikan tausyiah pada peringatan Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes As' Adiyah Pusat Sengkang, Kabupaten Wajo, Makassar, Sulsel, Ahad (25/3).
Hampir sepuluh tahun menjabat sebagai orang nomor satu di NTB, kata dia, TGB berhasil mengubah wajah NTB di mata masyarakat luas, tak hanya di Indonesia, melainkan juga dunia internasional. Dalam ceramahnya, TGB menekankan bahwa santri bisa berkontribusi di bidang apa pun dan mampu bersaing dengan siapa pun asalkan tekun belajar dan istiqamah.
"Hingga akhirnya masyarakat merasakan kepemimpinan dari santri itu mendapatkan hasil yang baik, alhamdulillah," kata TGB.
TGB juga membahas soal masifnya penyebaran kabar bohong atau hoaks yang ramai terjadi pada saat ini. TGB berharap para santri tidak ikut-ikutan menyebarkan berita atau informasi yang belum diyakini kebenarannya.
"Sekarang banyak sebarkan tanpa peduli yang dia kirim akan merusak kehormatan orang lain, hoaks menyebabkan kita tidak bisa menghormati kepada pemimpin-pemimpin kita. Semoga kita dijauhkan dari hoaks,” kata dia.
Sementara itu, di atas panggung, Ustaz Somad bercengkerama sejenak dengan para alumni al-Azhar, termasuk TGB. Tak lama berselang, Ustaz Somad mulai menyapa santri dan memuji para alumni santri yang ada di belakangnya.
"Di belakang saya ada Tuan Guru Bajang, gubernur yang hafal 30 juz, ada juga di sebelahnya Dr Muchlis Hanafi yang juga hafal 30 juz. Saya tidak melihat ke belakang nanti hilang materi saya karena melihat mereka-mereka," ucap Somad disambut gelak tawa para santri dan wali santri yang hadir.
Ustaz Somad memilih tetap menatap ke depan, ke hadapan para santri. Namun, di hadapan Ustaz Somad pun terpampang wajah TGB, Dr Muchlis, dan alumni al-Azhar lain.
"Saya melihat ke depan sama juga ada spanduk wajah mereka. Mereka (TGB dan kawan-kawan) merem saja ada al-Baqarah di bayangannya, kalau saya merem, gelap," kata Ustaz Somad.
Meski mengaku tidak tamat saat belajar di pondok pesantren dan merasa tidak sepandai kawan-kawan alumni al-Azhar yang lain, Ustaz Somad mengajak para santri jangan menyia-nyiakan kesempatan belajar di ponpes. "Jangan sampai ada rasa penyesalan di kemudian hari," kata Ustaz Somad.
Tausiyah Ustaz Somad sendiri tak berlangsung lama mengingat sudah masuk waktu shalat Maghrib. Meski begitu, UAS dan TGB kembali berduet dalam tabligh akbar di Lapangan Merdeka, Wajo, pada Ahad (25/3) malam.
Kelakar TGB
Sebelum memulai tausiyah, TGB berkelakar bahwa Ustaz Somad harus mengisi ceramah di Lapangan Merdeka sampai subuh. Candaannya ini menyambung kekhilafan penyebutan nama Ustaz Somad oleh Bupati Wajo Abdi Burhanuddin saat sambutan awal yang menyebut nama UAS dengan Ustaz Abdullah Somad.
"Ini nambah nama. Beliau (UAS) harus potong kambing, karena bupati sudah nambah nama. Maka beliau (UAS) wajib sampai subuh ceramah. Siap-siap ustaz ya, sampai subuh," kata TGB disambut gelak tawa ribuan masyarakat yang hadir.
TGB juga meminta UAS lebih lama menyampaikan ceramah ketimbang dirinya. Alasannya karena TGB merupakan senior UAS saat kuliah di Universitas Al Azhar Mesir. Sebagai senior, TGB mengaku cukup menjadi pembuka untuk kemudian diteruskan oleh UAS.
TGB mengajak warga Wajo mendoakan agar Ustaz Somad senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT agar dapat meneruskan syiar Islamnya ke seluruh penjuru nusantara.