REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menyatakan remaja masjid memiliki peran strategis dalam mengatasi problematika keumatan, terutama problematika generasinya. Selain sebagai pusat spiritual, masjid juga berfungsi sebagai pusat sosial-kemasyarakatan.
Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin mengatakan, masjid seyogyanya turut merespons problematika yang terjadi di masyarakat. Terutama masyarakat sekitar masjid, termasuk problem generasi muda.
"Selama ini, generasi muda identik dengan tawuran, penyalahgunaan narkoba, saling menghina di media sosial dan berbagai bentuk kenakalan khas remaja," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Sabtu (24/3).
Menurutnya, melalui remaja masjid, kekosongan peran orangtua dalam mendidik nilai-nilai keagamaan, dapat terisi. Dengan demikian, ketika nantinya sudah menginjak dewasa dan bersentuhan dengan budaya dan peradaban lain, mereka tidak lagi kaget karena telah memiliki pegangan nilai yang kuat.
Keberadaan remaja masjid, katanya, jangan sampai dipandang sebelah mata, tapi harus mendapatkan pengakuan dan bimbingan supaya peran mereka dalam menangkis perilaku-perilaku negatif dapat berjalan. Karenanya, pembinaan remaja masjid menjadi sebuah keniscayaan mengingat tantangan zaman sekarang demikian berat.
"Dengan majunya teknologi informasi, mereka dengan mudahnya mengakses informasi yang kadang tidak bermanfaat," katanya.
Dia mendorong, remaja masjid untuk mengambil peran lebih besar dalam masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, kebodohan, buta huruf, narkotika dan lainnya. Dengan begitu, remaja masjid bisa menjadi solusi mengatasi kegalauan remaja yang masih mencari jatidiri.
"Kementerian Agama sebagai institusi yang banyak bersinggungan dengan masjid, tentu siap bekerja sama, membangun kemitraan dengan para remaja masjid untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan nasional bidang agama," ucapnya.