Jumat 23 Mar 2018 15:10 WIB

IPB-Baznas Edukasi Literasi Keuangan Keluarga

Rasio jumlah wirausaha di Indonesia hanya 3.1 persen.

Pelatihan Baznas-IPB.
Foto: Dok. Istimewa
Pelatihan Baznas-IPB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai negara agraris dan maritim, Indonesia perlu menggerakkan sektor riil karena mempunyai potensi sumber daya alam (pertanian, dan perikanan/kelautan), sumber daya ekonomi (perdagangan dan industri) dan Sumber Daya Manusia (jumlah penduduk) yang sangat besar. Sumber-sumber ekonomi berbasis riil terdiri dari : pertanian, perindustrian, perdagangan, jasa manusia.

Data BPS tahun 2016 menyebutkan bahwa rasio jumlah wirausaha di Indonesia mencapai 3,1 persen atau sekitar (6,9 Juta orang) dari jumlah penduduk.  Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia 5%, Cina 10 persen, Singapura 7 persen, Jepang 11 persen, maupun AS yang 12 persen.

Sebagai individu dan atau komunitas suatu organisasi/ Lembaga, kita perlu tergerak untuk turut berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut, Sekolah Cendekia BAZNAS bekerja sama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB menyelenggarakan kegiatan pelatihan untuk masyarakat, dengan tema “Pengelolaan keuangan dan pemasaran usaha mikro”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 22 Maret 2018 di Training Center Sekolah Cendekia BAZNAS. Peserta pelatihan berjumlah 54 orang, terdiri dari guru dan masyarakat sekitar yang terdiri dari petani, peternak, pedagang atau berkemauan kuat akan mendirikan usaha.

Sebagian besar peserta adalah masyarakat sekitar calon penerima bantuan modal usaha yang diberikan BAZNAS dalam bidang ekonomi. Program tersebut mendapatkan pendampingan secara berkala oleh tim ekonomi BAZNAS untuk memastikan agar usaha mereka berhasil.

Pemateri dalam pelatihan ini adalah Dr. Ir. Istiqlaliyah, M.Si yang merupakan Dosen program studi Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor. "Setiap transaksi yang ditimbulkan dalam kegiatan ekonomi keluarga harus dicatat rapi, untuk mengetahui setiap arus rupiah yang keluar, sehingga kita mengetahui apakah aktivitas kita memberikan pemasukan atau pengeluaran yang lebih besar," kata dia, dalam siaran persnya Jumat (23/3).

Program ini merupakan bagian pelatihan bulanan yang diselenggaran oleh Sekolah Cendekia BAZNAS untuk guru dan masyarakat sekitar. Melalui Pendidikan dan pelatihan, diharapkan dapat berpartisipasi dalam percepatan pengentasan kemiskinan, serta efektif dan efesien mentransformasi mustahik menjadi muzaki

Sekolah Cendekia BAZNAS (SCB) merupakan sekolah tingkat SMP berkonsep asrama, bebas biaya untuk anak yatim-dhuafa yang lolos seleksi dari berbagai wilayah di Indonesia. SCB adalah salah satu program pendidikan yang dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional. Setiap siswa menempuh pendidikan formal (kurikulum dinas pendidikan), pembinaan karakter islam, qur’an-hadist serta pengembangan potensi sesuai minat dan bakat.

Sekolah Cendekia BAZNAS berlokasi di Kampung Cirangkong Desa Cemplang,  Kec. Cibungbulang Kab. Bogor, Jawa Barat. SCB didirikan atas kerjasama dari tiga pihak, yaitu yayasan Siti Hajar Suja'i sebagai pemberi tanah wakaf, Qatar Charity yang memberikan hibah pembangunan gedung, serta BAZNAS sebagai pengelola dan menjamin operasional harian melalui dana zakat, infak dan sedekah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement