Rabu 21 Mar 2018 17:00 WIB

Seni Islam di Mata Para Diplomat

Republik Ceko juga memiliki pameran seni Islam tradisional.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Seniman Kaligrafi asal Cina, Abu Bakar Chang
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Seniman Kaligrafi asal Cina, Abu Bakar Chang

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Galeri Seni dan Rumah Lelang Ankara menyelenggarakan sebuah pameran untuk para diplomat di Galeri Seni Islam Tradisional Ankara yang pertama pada Selasa (20/3) waktu setempat. Pameran yang bertemakan "Di Jalur Peradaban Kita" itu mencakup beragam karya seni Islam. Beberapa karya diperlihatkan untuk pertama kalinya di pameran tersebut.

Galeri tersebut menunjukkan keragaman seni Islam dengan menghadirkan berbagai cabangnya, termasuk pengumuman resmi sultan Ottoman, karya kaligrafi tua dan baru, hilya modern dan klasik, contoh tempat suci (altar) terpilih, Alquran tulisan tangan, dan banyak lainnya. Dengan mengusung nama "Hari untuk para Duta Besar", Galeri Seni Islam Tradisional membuka pintu bagi para diplomat di Ankara.

Pameran yang dibuka sepanjang hari ini menyajikan warisan bersejarah dan budaya modern Turki kepada para diplomat dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, China, Republik Cheska, Malaysia, Afghanistan, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Lituania.

Sebuah karya yang luar biasa yang dibuat oleh kaligrafer bernama Levent Karaduman ditampilkan dalam pameran tersebut. Karyanya mencakup keseluruhan Alquran dalam karya seni raksasa berukuran 4,10 x 2,35 meter. Karaduman membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk menyelesaikannya.

Illuminator Serpil Demirag, kaligrafer Bekir Er, dan seniman marmer Necdet Akbasli juga menunjukkan kepada para tamu bagaimana mereka menciptakan seni mereka. Berbicara kepada Anadolu Agency, Er mengatakan bahwa galeri tersebut merupakan kesempatan besar untuk menunjukkan pentingnya seni kaligrafi Turki dan membawanya lebih dekat dengan masyarakat.

Er telah berkancah di kaligrafi selama 26 tahun. Ia mengatakan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir minat dalam kaligrafi telah tumbuh, baik di Turki maupun di luar negeri. Dia menambahkan bahwa dia juga telah mengajar mahasiswa internasional kaligrafi, termasuk kaum muda dari Kuba dan Taiwan.

Sementara itu, Duta Besar Ceko untuk Ankara Pavel Kafka mengatakan, bahwa dia senang menerima undangan ke pameran tersebut. Hal itu karena dia tertarik dengan seni Islam tradisional.

"Saya suka seni pada umumnya dan tentu saja kaligrafi juga. Bukan hanya tentang agama, juga tentang seni, dan yang sangat penting dalam budaya di antara orang-orang adalah dialog," kata Kafka, dilansir di TRT World, Rabu (21/3).

Kafka mengatakan, Oktober lalu Kedutaan Besar Ceko menyelenggarakan sebuah pameran kristal Ceko yang diukir dengan kaligrafi Islam yang disertai dengan lukisan dari seniman Turki Ahmet Sula. Dikatakannya, pameran tersebut bertujuan untuk menghubungkan dialog dan seni. Karena menurutnya, penting untuk mempromosikan budaya yang menciptakan pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Ia mengatakan, Republik Ceko juga memiliki pameran seni Islam tradisional, karena mereka juga memperkaya masyarakat.

"Anda bisa melihatnya sebagai bagian dari agama anda, tetapi juga jika anda melihatnya sebagai sebuah karya seni, bahkan orang-orang dari berbagai budaya dan agama menghargai hal itu. Ini adalah keindahan seni, kaligrafi yang sangat saya sukai," tambahnya.

Duta Besar Lithuania untuk Ankara, Audrius Bruzga, juga mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara undangan tersebut. Bruzga mengatakan, sebagai seseorang dari tradisi Kristen, pengarahan melalui berbagai karya seni membantunya untuk memahami seni Islam dan menunjukkan keragamannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement