Rabu 14 Mar 2018 12:18 WIB

Rumah-Rumah Bersejarah di Mesir

Kairo terus berkembang sebagai pusat peradaban hingga puncaknya pada abad ke-12 M.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Hajjah Dalal (43) dikelilingi anak-anak  Dalal Abdel-Qader, saat membangunkan warga setempat bangun sahur di Distrik Ard Besari, Kairo, Mesir.
Foto: Amr Nabl/AP
Hajjah Dalal (43) dikelilingi anak-anak Dalal Abdel-Qader, saat membangunkan warga setempat bangun sahur di Distrik Ard Besari, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Capaian gemilang peradaban Islam di Mesir bukan hanya dipenuhi dengan catatan keberhasilan dalam bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam bidang arsitektur, di antaranya adalah rumah-rumah megah. Rumah tersebut dibangun oleh tokoh-tokoh yang hidup, terutama pada masa Dinasti Mamluk di Mesir.    

Sejak didirikan pertama kali oleh Amr bin al-Ash, Kairo terus berkembang sebagai pusat peradaban hingga puncaknya pada abad ke-12 M. Kota ini menjadi 'alternatif' peradaban Islam pascaruntuhnya Baghdad.

Pada masa sekarang, jejak-jejak Islam tersebut masih bisa ditelusuri, salah satunya adalah rumah-rumah mewah. Dalam edisi kali ini, redaksi mencoba untuk menelusuri rumah-rumah mewah yang pernah dibangun oleh tokoh-tokoh yang pernah berjaya di Mesir. Uraiannya sebagai berikut: 

 

El-Suhaimi

Rumah yang terletak di Jalan el-Muiz lidinillah, Gang el-Gamalia, Kairo, lama ini menyandang gelar rumah dengan biaya renovasi termahal pada abad ke-19. Biaya perbaikan rumah ini menelan dana 3 juta dolar AS.

Rumah ini terdiri dari dua bangunan utama. Bangunan pertama didirikan oleh Abd el-Wahab at-Thablawy pada 1058-1648 M. Sedangkan, bangunan kedua dibangun oleh Ismail bin el-Haj Ismail Syalaby pada 1211-1796 M.

Rumah ini berpindah-pindah kepemilikan, dan terakhir dibeli oleh El-Suhaimi. Sejak saat itu, rumah ini turun-temurun dimiliki oleh ahli warisnya, hingga pada 1930, Komite Pelestarian Sejarah Liga Arab membeli rumah ini seharga dan 7.000 pound Mesir.

El-Sanari

Rumah yang terletak di belakang Masjid Sayyidah Zainab Mesir ini dibangun oleh Ibrahim Katkhoda el-Sanari pada 1794-1793 M. El-Sanari sendiri bukan berasal dari Mesir. Ia merupakan pendatang dari Dongola, Sudan. Ia menjadi salah satu tokoh terkemuka di Mesir kala itu.

Kepiawaiannya dalam bidang pernujuman dan sihir tersohor seantero Mesir. Ia bekerja untuk Musthafa Bek el-Kabir, salah seorang penguasa Dinasti Mamluk di Mesir.

Sejak itulah, ia terkenal sebagai tokoh yang sangat ambisius, seperti yang tampak dari pembangunan rumah ini. Konon, pembangunannya yang begitu mahal menempatkan rumah ini sebagai rumah terelok pada masanya. Ia meninggal dibunuh pada 1801 M dan dimakamkan di Alexandria.

Wakalat El-Ghauri

Rumah yang dibangun oleh Abu el-Nashr Qanshuwah el-Ghauri ini menjadi saksi kejayaan Dinasti Mamluk di Mesir. Selain bangunan rumah ini, el-Ghauri yang terkenal dengan kecerdasannya juga mendirikan bangunan lain berupa masjid, sekolah, dan pusat adminstrasi.

Sebagian besar bangunan rumah ini masih terjaga hingga kembali disempurnakan pada 2000 selama lima tahun. Untuk kesekian kali, Mesir kembali membuka rumah ini pada 2005.

Sejak dioperasikan pada tahun itulah, rumah ini menjadi salah satu pusat seni dan budaya. Berbagai pertunjukan kerap dihelat di rumah ini. Berbagai fasilitas pendukung pun dibangun, seperti panggung untuk pementasan dan ruang-ruang ganti busana. Tak terkecuali fasilitas pengeras suara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement