Selasa 13 Mar 2018 12:56 WIB

Masjid Sehitlik Pusat Kegiatan Komunitas Muslim di Berlin

Masjid Sehitlik mengambil arsitektur Utsmani pada abad ke-16 dan ke-17.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Sehitlik di Jerman.
Foto: webmastergrade.com
Masjid Sehitlik di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid ini menjadi pusat kegiatan masyarakat Muslim di Berlin. Masjid Sehitlik mengambil arsitektur Utsmani pada abad ke-16 dan ke-17. Ketika itu, ada seorang arsitek kenamaan, Mimar Sinan.

Pada masa sang arsitek legendaris itulah Kesultanan Ottoman mencapai puncak kejayaannya. Periode ini berlangsung hingga awal abad ke-18 ketika Eropa makin menguatkan pengaruhnya terhadap arsitektur Ottoman.

Seperti halnya arsitektur Ottoman, masjid ini memiliki sebuah kubah raksasa (dome) dan dikelilingi oleh lengkungan setengah yang lebih kecil pada delapan sisi. Kubah raksasa yang berdiri setinggi 21,1 meter itu ditopang oleh delapan pilar tebal di lantai pertama masjid. Keindahan masjid tersebut ditambah dengan dua menara lancip yang berdiri setinggi 37,07 meter.

Pembangunan menara masjid itu sempat menuai protes karena lokasi masjid yang tidak jauh dari Bandara Internasional Tempelhof. Sesuai kesepakatan, menara ini hanya boleh dibangun setinggi 38 meter. Pihak masjid harus membayar denda sekitar 80 ribu euro untuk mempertahankan kedua menara tersebut.

Lantai paling bawah Masjid Sehitlik (basement) difungsikan sebagai aula serbaguna. Lantai dasar awalnya hanya dipakai untuk ruang shalat, kemudian digunakan juga untuk ruang rapat dan sebagai ruang shalat cadangan. Ruang shalat utama terletak di lantai pertama. Di lantai pertama ini pulalah dua menara masjid berdiri. Lantai di atasnya dibuat berbentuk balkon dan digunakan sebagai tempat shalat wanita.

Mihrabnya diukir dengan sangat indah. Di atasnya terdapat kaligrafi Alquran. Lampu hias menggantung di bawah kubah utama. Di tengah-tengah kubah bagian dalam terdapat kaligrafi surah al-Ikhlas yang terbuat dari emas. Pada lengkungan di atas pilar penyangga kubah utama terdapat kaligrafi bertuliskan nama Allah, Muham mad, Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hassan, dan Hussein bin Ali bin Abi Thalib.

Beberapa meter di sebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang terbuat dari marmer dari Pulau Marmara, Turki. Sedangkan, keramik yang dipakai dalam pembangunan masjid ini dibuat di Pulau Iznik. Keramik tersebut dibuat manual dan dilukis dengan tangan. Bahan dasarnya adalah pasir kuarsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement