REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebagai Ketua Dewan Etik Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) ingin organisasi tersebut fokus pada pengembangan kewirausahaan sebagai upaya memajukan bangsa.
JK berpendapat KAHMI selama ini telah berhasil mencetak banyak politikus, juga pemimpin lembaga tinggi negara seperti Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, tetapi yang menekuni bidang ekonomi masih kurang.
"Tetapi begitu bicara kemampuan ekonomi, di sini mulai menyusut. Artinya kita harus punya fokus bukan hanya pada kemampuan politik," ujar JK dalam acara pelantikan pengurus MN KAHMI di Jakarta, Ahad malam (11/3).
JK berharap ke depannya KAHMI, dengan modal keilmuan dan teknologi bisa fokus pada pengembangan berbagai bidang terutama untuk menumbuhkan ekonomi yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun pemerintah sudah menyediakan berbagai kebijakan untuk memberikan nilai tambah kepada usaha kecil dan menengah, tetapi dorongan tersebut dianggap belum mampu menumbuhkan semangat kewirausahaan dalam masyarakat sehingga sampai saat ini Indonesia masih menjadi negara dengan tingkat ketimpangan yang tinggi.
"Keadilan itu harus tumbuh, bukan diberikan," katanya.
Karena itu, kontribusi para intelektual dan cendekiawan KAHMI dalam bidang ekonomi sangat diharapkan agar Indonesia bisa menjawab berbagai tantangan ke depan dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
"Jangan terus bicara tentang siapa yang akan jadi presiden, siapa yang jadi wapres. Tidak ada salahnya mencoba bertanya siapa yang akan jadi pengusaha besar," kata JK.