REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kerajaan Arab Saudi menghormati aturan penggunaan cadar yang ada di Indonesia terutama terkait adanya larangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed Al-Shuibi usai memberikan kuliah umum di Universitas Airlangga Surabaya, Jumat (9/3), mengatakan jika benar ada aturan itu tentu merupakan hak dan kebijakan internal dari Indonesia.
"Arab Saudi sangat menghormati dan tidak punya wewenang ikut campur terkait kebijakan tersebut," kata Osama.
Menurutnya, bahkan jika aturan tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia pada warga asing tentu harus mengikuti aturan. Namun dia menekankan, Indonesia merupakan teladan yang baik dalam penerapan dan pengamalan ajaran Islam.
Wanita bercadar. (ilustrasi)
Terkait pendidikan perempuan, Osama mengatakan pemerintah Arab Saudi sangat memperhatikan pendidikan untuk perempuan di negeranya. "Perempuan sangat didorong untuk mengikuti proses belajar mengajar dan mereka sangat terlindungi untuk dapat menjaga keislaman," katanya.
Baca juga, Pedagogis Jadi Alasan UIN Kalijaga Larang Cadar di Kampus.
Sementara itu, melihat sangat perhatiannya Pemerintah Arab Saudi akan pendidikan, Unair menargetkan bisa menjalin kerja sama dengan Arab Saudi di berbagai bidang.
Rektor Unair Prof Mohamad Nasih mengatakan mereka telah menjalin kerja sama dengan Taiwan, CIna, Australia, Jepang dan Eropa tapi belum untuk negara Timur Tengah. "Untuk Timur Tengah akan lebih ditingkatkan lagi dalam berbagai bidang. Saya pikir kita akan lebih mudah kerja sama dengan mereka," ujarnya.
Namun untuk bisa bekerja sama, kata dia, tentu bukan dengan sembarang universitas. Ia berharap Arab Saudi bisa melihat kualitas Unair dan dapat terjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Timur Tengah terutama Arab Saudi.