REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran sebagai kitab suci umat Islam memang telah begitu populer dikenal masyarakat, terutama di Indonesia. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak menjamin bahwa setiap Muslim memiliki Alquran. Sebagian anak-anak hanya dapat memegang Alquran manakala sedang belajar di mushalla atau pun masjid, itu pun dalam jumlah yang sangat terbatas dengan kondisi Alquran yang tak lagi layak baca (lusuh).
Pemandangan seperti itu sangat lumrah, terutama ketika berkunjung ke daerah-daerah yang tak mudah dijangkau. Oleh karena itu, menjawab permasalahan ini, Laznas BMH pada tahun 2018 kembali meluncurkan Program Sedekah Sejuta Alquran.
“Alquran yang terhimpun ini, nantinya akan disalurkan untuk penguatan dakwah dan pendidikan Alquran bagi masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terdalam, dan Tertinggal). Langkah ini penting untuk menguatkan Jaringan Dai Nasional yang telah diinisiasi oleh BMH selama ini yang dengan segenap keterbatasannya tetap berupaya mendedikasikan diri untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa,” terang Direktur Operasional BMH DKI Jakarta, Rama Wijaya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.
Program Sedekah Sejuta Alquran ini juga diharapkan dapat mengurangi angka buta aksara Alquran yang masih cukup tinggi di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 menyebutkan bahwa di Indonesia, 54 persen dari populasi umat Islam masih buta aksara Alquran.
“Kalau mau dilihat lebih dalam, di kota tentu saja Alquran tidak sulit. Artinya, 54 persen tersebut berada pada daerah-daerah yang tidak mudah dijangkau dengan aktivitas dakwah yang sangat minim, ditambah juga belum adanya tenaga dai yang secara konsisten melakukan pembinaan. Sedekah Sejuta Alquran ini secara bertahap akan menghidupkan semangat belajar masyarakat dan pada akhirnya akan menjadikan Alquran dapat diakses oleh masyarakat terdepan, terdalam dan tertinggal,” imbuh Rama.
Di samping selama beberapa tahun terakhir, Program Sedekah Sejuta Alquran BMH yang telah berjalan mendapatkan antusiasme tinggi dari masyarakat terpencil. “Mendapatkan Alquran baru sebuah kebahagiaan tersendiri bagi umat Islam di daerah-daerah yang tak mudah dijangkau,” tuturnya.
Pada tahun 2018, BMH dalam Program Sedekah Sejuta Alquran bersinergi dengan PT Khazanah Mimbar Plus Jakarta, dan PT Mulia Mandiri Nusantara Raya (MMNR) Jakarta.
“Kami melihat program Sedekah Sejuta Alquran yang diinisiasi oleh BMH ini sebagai langkah penting dalam menjawab permasalahan Alquran, mulai dari ketersediaan bagi masyarakat terpencil sampai pemberantasan buta aksara Alquran. Pada saat yang sama dengan dai tangguhnya, program ini benar-benar menjadikan dakwah lebih hidup, lebih semarak,” ucap CEO PT Khazanah Mimbar Plus, Yayah Rokayah Ramdan.
“Tentu saja program ini dapat berjalan dengan baik tidak lepas dari partisipasi masyarakat Muslim yang sangat peduli terhadap kemajuan dakwah di daerah 3T, para donatur dan kaum muhsinin yang mempercayakan amanahnya kepada BMH. Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga upaya ini diterima oleh Allah Ta’ala. Dan, mari kita hidupkan kembali dakwah dengan Alquran,” tutup Rama.