REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 2.000 tahun yang lalu, mungkin, seniman kuno di Gurun Arab memanjat tebing batu yang tinggi. Lalu, ia atau mereka mengukir unta berukuran raksasa di dinding tebing itu.
Kini, para arkeolog yang menjelajahi sebuah situs di Arab Saudi barat laut. Sebelumnya, mereka menemukan sekitar selusin patung yang terbungkus. Meskipun seni unta telah ditemukan di bagian lain Semenanjung Arab, ukiran yang baru ditemukan di "Situs Unta" yang disebut unik.
Temuan tersebut, yang dilaporkan pada Selasa (13/2), dapat membantu memberikan wawasan tentang sejarah dan perkembangan seni batu di Jazirah Arab.
"Ini adalah penemuan baru yang utama dan dalam beberapa hal merupakan jenis seni batuan yang sama sekali baru di Arab Saudi," kata Maria Guagnin, seorang arkeolog dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Penggambaran naturalistik, hampir tiga dimensi tidak seperti hal lain yang pernah saya lihat sebelumnya dan menyoroti keterampilan pemahat prasejarah mereka." Meskipun banyak karya seni rusak akibat erosi atau vandalisme, bagian-bagian yang masih terlihat menunjukkan perhatian terhadap detail. Terkadang unta diukir di samping binatang pengangkut beban yang lain, seperti keledai.
Dr Charloux bersama dengan Hussain al-Khalifah dari Komisi Pariwisata dan Warisan Saudi, memimpin sebuah tim untuk menjelajahi situs di Al Jawf. "Saat kami sampai di lokasi, kami takjub," kata Charloux. Tim tersebut melakukan tiga kunjungan singkat pada 2016 dan 2017.
Mereka menemukan 11 unta, dua keledai, dan satu binatang mirip kuda yang tidak dikenal. Bila karya seni mereka terbuat detail, seniman kuno hanya sedikit menyisakan sedikit tulisan atau potongan tulisan di balik karya mereka, tak seperti di banyak lokasi seni batuan lainnya.
Itulah yang membuat tim peneliti menyimpan banyak pertanyaan yang tidak terjawab, seperti siapa yang mengukir patung itu? Bagaimana mereka mengukirnya? Dan mengapa unta?