REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Zainal Abidin Petir, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengamankan orang tidak dikenal yang mendatangi kediamannya di Semarang, Sabtu (24/2). Ia dibantu oleh para tetangganya.
"Tadi sore, sekitar pukul 16.20 WIB, ada orang asing mendatangi rumah saya. Yang menemui istri saya karena kebetulan saya sedang tidur," kata Zainal, di Semarang, Sabtu.
Kedatangan orang asing di rumahnya di Jalan Pergiwati 1 Nomor 19, Kelurahan Bulu Lor, Semarang Utara itu mencurigakan. Sebab orang asing itu berbicara sendiri dengan suara kencang.
Saat ditemui istrinya, Christin Setyaningsih (48), lanjut dia, orang tidak dikenal itu sedikit marah karena istrinya tidak mengenakan jilbab. Demikian pula anak keduanya yang juga ikut keluar.
"Istri dan anak-anak kemudian membangunkan saya kalau ada orang asing datang sambil bicara sendiri. Saya bangun dan mandi, kemudian nyuruh istri panggil tetangga-tetangga," katanya lagi.
Setelah warga berkumpul, kata Zainal yang juga anggota Komisi Informasi Provinsi Jateng itu, baru dirinya menemui orang tersebut di luar rumah. Sebab ia khawatir ada niat jahat dari yang bersangkutan.
"Apalagi, sekarang lagi ada tren orang gila nyerang tokoh ormas, ustaz, maupun ulama. Ketika saya dekati, dia menyalami dan memeluk saya kencang sekali. Secara refleks, saya dorong agar lepas," katanya.
Ternyata, kata mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng itu, orang itu mengaku kagum dengan dirinya, seraya menyapa dengan sebutan "Syekh KH Muhammad Zainal Abidin Petir Waliyullah".
"Saya makin penasaran kenapa orang asing ini ngerti seluk-beluk diri saya. Malah nambahin nama Muhammad, Syekh, dan Waliyullah. Saya tanya identitas, dan semuanya diberikan," katanya pula.
Dokumen identitas yang diamankan menunjukkan yang bersangkutan penduduk Banten, berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan kartu siswa ketika duduk di Madrasah Aliyah Negeri (MAN).
Orang asing itu bernama Muhammad Ikhwanul Hisyam bin Nur Hadi Susanto, beralamat Sendang Asri 3 Blok J 01 Nomor 41, Citra Raya, RT 04/RW 07, Desa Ciakar, Panongan, Cikupa, Kabupaten Tangerang.
"Tadinya, dia pengen nginep di rumah, tetapi istri saya kurang berkenan karena takut dengan adanya isu banyak ustaz dan tokoh ulama dibunuh atau dianiaya dengan modus pura-pura gila," katanya.
Akhirnya, Zainal menelepon Kapolrestabes Semarang Kombes Abiyoso Seno Aji mengenai orang tidak dikenal itu yang kemudian dibawa ke Polsek Semarang Utara sekitar pukul 20.30 WIB.
"Kebetulan, saya di Komisi Hukum MUI Jateng. Jadi, perlu waspada. Dia juga bawa tongkat dan sisir lancip yang biasa dipakai wanita untuk menyasak rambut. Tadi, sudah dibawa pak Kapolsek Semarang Utara," katanya lagi.