Jumat 23 Feb 2018 17:07 WIB

Usaha Nabi Sulaiman Urus Rezeki Makhluk di Bumi

Urusan rezeki merupakan urusannya Allah SWT semata.

Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah
Foto: www.loc.gov
Penggembala beristirahat di area dekat makam Nabi Sulaiman, Plain of Mizpah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Urusan rezeki merupakan urusannya Allah SWT semata. Namun, urusan ini terkadang diambil oleh manusia. Ia coba-coba untuk memikirkan rezekinya, keluarganya, karyawannya, dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Lantas, bagaimana ia tidak akan panik karena urusan yang semestinya menjadi urusan Allah lalu ia coba pula untuk dipecahkannya sendiri.

Ketika seseorang berpikir mengenai rezekinya tanpa mengikutsertakan Allah, bisa saja Allah melepaskannya sendiri. Allah membiarkannya untuk memikirkan sendiri soal rezekinya. Manusia-manusia sombong seperti ini ujung-ujungnya tak akan menemukan jalan keluar karena sejatinya hanya Allah sajalah tempat kembali segala urusan.

Seperti yang pernah dicoba oleh Nabi Sulaiman AS. Sebagai raja sekalian raja, ia pernah berkeinginan memberi makan seluruh makhluk yang ada di bumi walau hanya sehari saja. Ia pun menyiapkan sekian banyak makanan untuk seluruh makhluk di bumi. Ternyata, makanan yang ia sangka bisa menjamin seluruh makhluk yang ada di bumi itu habis ditelan seekor ikan saja. Dan, ikan besar itu pun masih kelaparan.

Betapa paniknya manusia ketika ia jauh dari tawakal. Sungguh, kegelisahan yang menimpa kebanyakan umat Islam karena ketiadaan tawakal dalam hatinya. Sebaliknya, alangkah tenangnya hidup ketika semuanya disandarkan kepada Allah SWT.

Seperti dinyatakan Syekh Ibnu Utsaimin, tawakal adalah menyandarkan permasalahan kepada Allah dalam mengupayakan apa yang dicari dan menolak apa yang tidak disenangi. Tawakal disertai dengan kepercayaan penuh kepada Allah kemudian menempuh “asbab”, yaitu upaya dan aktivitas yang dilakukan untuk meraih tujuan.

Bukanlah bertawakal mereka yang hanya berpangku tangan dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah tanpa mau berusaha. Uang dan makanan tidak akan turun dengan sendirinya dari langit. Seperti halnya burung, tak akan kenyang perutnya jika ia tidak mau keluar dari sarangnya untuk mencari makanan.

Allah pasti menjamin rezeki bagi setiap hamba-Nya. Jadi, bagi orang yang bertawakal adalah menjemput rezeki, bukan mencari rezeki. Karena menjemput adalah mengambil sesuatu yang sudah ada dan dijaminkan Allah untuknya. Sedangkan mencari berarti berusaha menemukan sesuatu yang belum pasti.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement