REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendukung perjuangan para pekerja migran Indonesia untuk melawan berbagai tindak kejahatan yang sering mereka dapatkan. Salah satunya kejahatan perdagangan manusia (human trafficking).
Baznas berpandangan, banyak pekerja migran yang berangkat ke luar negeri karena kemiskinan. Maka Baznas harus menolong para pekerja migran yang menjadi korban perdagangan manusia sesuai asnaf riqob atau perbudakan.
Ketua Baznas, Prof Bambang Sudibyo mengatakan, upaya-upaya Baznas membantu migran atau purna migran dengan memberikan layanan dan pendampingan. Baznas juga memberikan bantuan kasus pemulangan pekerja migran dan bantuan pemberdayaan purna migran.
"Pendekatan Baznas untuk berbagai permasalahan migran ini dilakukan dalam bentuk bantuan advokasi, bantuan sosial dan bantuan pemberdayaan ekonomi akan terus ditingkatkan dari tahun ke tahun," kata Prof Bambang melalui keterangan tertulis kepada Republika, Kamis (15/2).
Direktur Pendistribusian, Pendayagunaan, Renbang dan Diklat Zakat Nasional dari Baznas, Mohammad Nasir Tajang menyampaikan, Baznas mendukung kerja sama berbagai pihak untuk terus membantu dan menyuarakan penolakan kepada praktik perdagangan manusia. Serta mendorong kemandirian pekerja migran agar mencapai visi pekerja migran Indonesia. Yakni Sukses di Rantau, Mandiri di Negeri Sendiri.
Baznas juga ingin memberikan edukasi sehingga kepedulian terhadap wanita dan pekerja migran semakin bertambah. Sebab, dalam Islam begitu dimuliakan seorang wanita. Sehingga Baznas tidak bisa tinggal diam dengan kedzaliman terhadap wanita. Untuk itu Baznas ingin memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan yang kerap dihadapi pekerja migran.
"Sebagai bangsa Indonesia dengan mayoritas umat Islam, tentu Baznas sangat prihatin bahwa banyak sekali saudara-saudara kita yang diperdagangkan di luar negeri, terlebih para perempuan, ujarnya.
Ia menegaskan, padahal betapa mulianya wanita di dalam Islam. Maka Baznas sebagai lembaga zakat harus juga memberikan perhatian terhadap permasalahan perempuan dan para pekerja migran. Baznas juga akan konsen membantu masyarakat mengatasi kemiskinan supaya masyarakat bisa menolak tawaran untuk menjual diri.
Baznas menginformasikan, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) juga meluncurkan film berjudul Impian Negeri Berkabut yang diproduksi oleh SBMI Wonosobo. Film tersebut menceritakan tentang perdagangan orang sebagai salah satu dari dampak migrasi tenaga kerja ke luar negeri.