REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menghadiri undangan kenegaraan Malaysia, sejak Sabtu (10/2). Ketua Baznas Profesor Bambang Sudibyo berserta wakilnya, Zainulbahar Noor, diundang Wakil PM Malaysia Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi dan menteri agama Malaysia Dato' Seri Jamil Khir Bin Baharom. Turut hadir dalam kesempatan ini, duta besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana.
Pimpinan Baznas juga mengunjungi Pusat Pungutan Zakat (PPZ) Majelis Agama Islam Wilayah Persekutuan (MAIWP). Itu merupakan lembaga negara yang mengurus zakat di Malaysia. Menurut Noor, pihak pemerintah Malaysia dan PPZ setempat antusias dalam menjalin kerja sama di bidang perzakatan dengan Baznas.
Noor mengatakan, dalam kesempatan ini pihak Indonesia menginisiasi pembentukan dewan fatwa kawasan Asia Tenggara. Rencana awalnya, dewan ini akan dipimpin ahli-ahli fatwa atau ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Malaysia.
"Ini titik awal kita bergerak dalam satu koridor yang sama, dan kita akan bergerak lagi di tempat lain. Kita akan menjadi engine bagaimana pola penghimpunan dan pendistribusian zakat dunia, dan akan kita bawa pada pertemuan WZF (World Zakat Forum) nanti," kata Zainulbahar Noor, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (11/2).
Dalam waktu dekat ini, Baznas akan membuka gerai zakat dengan membentuk unit di kantor Kedubes RI di Malaysia. Wakil PM Malaysia serta Dubes RI untuk Malaysia sudah menyetujui rencana ini.
Sementara itu, ketua Badan Kebajikan Pekerja (BAKEP) PPZ Malaysia, Amran Hazali, mengapresiasi kerja sama dengan Baznas. Dia berharap, langkah ini dapat meminimalkan prosedur birokrasi antarkedua negara.
"Kami yakin, insya Allah, program kerja sama dua lembaga antarnegara ini dapat direalisasikan. Lebih rincinya akan dibahas dalam pertemuan antara Menteri Agama Malaysia dan Indonesia serta pimpinan BAZNAS, di Jakarta, pada Senin (12/2/2018) mendatang," ujar Amran Hazali.
Kepada pihak PPZ Malaysia, Noor mengungkapkan, beberapa rencana Baznas ke depan. Di antaranya, Baznas mengupayakan penguatan pada bidang berbasis teknologi informasi. Untuk itu, lanjut dia, Baznas sedang mencari konsultan yang berkelas dunia, sehingga mampu menciptakan sistem yang terintegrasi di 509 cabang BAZNAS di provinsi, kota/kabupaten se-Indonesia. "Kita berharap, ada kantor konsultan yang mau investasi dan belakangan pembayarannya," tuturnya.