Selasa 06 Feb 2018 19:11 WIB

IIC-London Galang Dana Bangun Masjid dan Fasilitas

Masyarakat Muslim Indonesia di Inggris Rindu Memiliki Masjid Sendiri.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Rencana bangunan baru Indonesia Islamic Centre (IIC) di London.
Foto: Dok IIC London
Rencana bangunan baru Indonesia Islamic Centre (IIC) di London.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Chairman Indonesian Islamic Centre di London, Memet P. Hasan,  menyebut, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid dan fasilitas lainnya itu ialah sekitar 1,6 juta poundsterling atau setara dengan Rp 24 miliar. Namun, itu menurutnya baru tahap pertama.

Tahap kedua, kata dia, Indonesian Islamic Centre ingin memperluas area ke gedung di belakangnya yang memang tersedia untuk dijual senilai 900 ribu pound. Sehingga, Memet mengatakan total dana yang dibutuhkan ialah senilai 2,5 juta pound atau setara dengan Rp 40 miliar.

Rencananya, properti yang dimiliki saat ini di daerah pemukiman di London yang bernilai 550 ribu pound akan dijual. Sementara kekurangannya akan dicari melalui penggalangan dana.

(Baca: Peran Penting Indonesian Islamic Centre di London)

Pusat Islam Indonesia di London menurutnya telah melakukan berbagai upaya dalam penggalangan dana. Selama ini, mereka memiliki panitia pembangunan masjid di London yang diketuai oleh Berry Natalegawa, yang merupakan kakak dari mantan  Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa. Di Jakarta, ia mengatakan juga ada panitia pembangunan masjid di London yang diketuai oleh Maman Malik dan dibawah pembina Prof.Dr.Nasaruddin Umar.

"Sejauh ini, kami sudah bekerja sama dengan Kita Bisa.com, Aksi Cepat tanggap, dan Barnas. Dalam waktu dekat ini, kita akan menggelar Malam Galang Dana dalam lingkup nasional," lanjutnya.

Menurutnya, Malam Galang Dana akan diinisiasi oleh Nasaruddin bersama tokoh pemerintah lainnya. Rencananya, Malam Galang Dana akan digelar sekitar akhir Februari. Sementara konsep acara akan diserahkan pada Oesman Sapta Odang.

Selain sejumlah lembaga, Memet mengatakan pihaknya sudah mencoba menghubungi pemerintah Indonesia terkait pendanaan masjid di London tersebut. Namun, anggaran pemerintah untuk CSR sangat minim dan dalam ketentuan undang-undang anggaran untuk CSR memang tidak boleh dibawa ke luar negeri.

Ia mengatakan, pihaknya juga sudah melakukan penggalangan dana ke setiap negara Muslim. Namun, umumnya mereka membantu memberikan dana dalam bentuk personal.

"Masyarakat Muslim Indonesia di Inggris sudah sangat rindu ingin memiliki masjid sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement