Senin 05 Feb 2018 14:08 WIB
Konser Satu Hati Kumpulkan Donasi Rp 2,5 Miliar

Shamsi Ali: Islam Harus Jadi Penyelamat

Di New York, setiap tahun sekitar 20 ribu orang masuk Islam dan butuh bimbingan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Penyanyi Indah Dewi Pertiwi membawakan lagu di Konser Satu Hati.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Penyanyi Indah Dewi Pertiwi membawakan lagu di Konser Satu Hati.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Konser Satu Hati, di Hotel Trans Luxury Bandung, Ahad malam (4/2) memperoleh antusiasme yang cukup tinggi dari masyarakat Bandung dan sekitarnya. Hal itu, terlihat dari penuhnya kursi pertunjukkan yang disediakan untuk penonton.

Bahkan, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pun, terlihat antusias menyaksikan sajian musik religi yang dibawakan oleh beberapa artis ibukota. Acara yang digelar untuk menghimpun donasi, tersebut berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 2,5 Miliar.

Acara konser 'Satu Hati' tersebut, dibuka oleh penampilan Dwiki Darmawan berkolaborasi dengan Snada membawakan lagu 'Jagalah Hati'. Penampilan kedua, Snada berkolaborasi dengan Ita Purnama Sari, membawakan lagu tobat. Kemudian, Indah Dewi Pertiwi membawakan lagu 'Tuhan'.

Penyanyi Fadly menyanyikan lagu 'Insha Allah dan 'Begitu Indah'. Sementara penyanyi religius 'Opik', membawakan lagu 'Ya Rahman, 'Ya Maulana' dan 'Bila Waktu Telah Berakhir'

Menurut Penggagas Pembangunan Pesantren di New York, Ustadz Imam Shamsi Ali, selama 31 tahun ia ditakdirkan hidup di luar negeri, maka saat ini, dunia sedang ada dalam kehancuran. Jadi, Islam harus jadi penyelamat. Misi terpentingnya saat ini, adalah melakukan penyelamatan ke seluruh negeri. Jadi, dia memiliki gagasan untuk membangun Pesantran di Kota New York.

"Saya memilih kota New York karena ingin menampilkan islam sbagai peradaban dunia. New York jantungnya dunia. Kota New York pengaruhnya besar pada dunia," katanya.

Shamsi mengatakan, Islam adalah kebenaran. Sehingga, cahaya kebenaran tak akan terhalangi. Karena, semakin islam dihalangi maka akan semakin laju. Di New York sendiri, setiap tahun sekitar 20 ribu orang masuk islam.

"Semua mualaf, perlu bimbingan agar bisa menjalankan islamnya dengan baik. Jadi pesantren ini perlu," katanya.

Menurut Shamsi, alasannya membangun pesantren di New York karena Indonesia merupakan negara islam terbesar di dunia tapi banyak yang tidak tahu. Karena, kiprah Indonesia di dunia masih kurang. Ia berharap, dengan adanya pesantren di New Yorkingin menghadirkan islam Indonesia di dunia.

"Indonesia dan islam tak bisa dipisahkan. Itu alasan saya membangun pesantren. Islam itu solusi bukan ancaman. Pesantren, jadi pekerjaan yang baik," katanya.

Shamsi mengatakan, akan memakai kata pesantren walaupun lokasinya di Amerika. Karena, ingin pesannya bisa tersampaikan. "Pesantren pendidikan khas di Indonesia ini akan kami bawa ke Amerika," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement