Ahad 04 Feb 2018 11:53 WIB

Panglima Klaim KLB Asmat Berakhir, Ini Tanggapan Filantropi

Penanganan bencana tak hanya emergency, tapi, harus melakukan program recovery.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin
Foto: Maman Sudiaman/Republika
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin

REPUBLIKA.CO.ID, MARAUKE -- Presiden lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin menanggapi, pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengklaim kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat, Papua, telah berakhir. Walaupun, Ahyudi mengaku belum mendengar pernyataan panglima TNI tersebut.

"Saya juga belum mendengar pernyataan panglima TNI. Mudah-mudahan saja pernyataan itu benar obyektif dan apa adanya," ujarnya saat diwawancara di sela-sela pemberangkatan Kapal Kemanusiaan 100 ton beras di Pelabuhan Pintu Air, Merauke, Sabtu (3/2).

Namun, menurut Ahyudin, berdasarkan pengalamannya, peristiwa buruk yang terjadi di Asmat tidak mungkin selesai jika tidak diberikan bantuan yang sifatnya jangka panjang. "Tapi, pengalaman menunjukkan peristiwa gizi buruk yang masif seperti ini, tidak mungkin jika tidak di follow up dalam jangka waktu panjang. Jadi, bantuan ini masih terus diperlukan. Bahkan, 100 ton buat saya masih terlalu kecil," ucapnya.

Karena itu, dia pun mengajak kepada semua elemen bangsa untuk terus membantu masyarakat Asmat agar kejadian gizi buruk dan campak tidak terjadi lagi. Apalagi, saat ini, sudah ada 71 korban jiwa yang meninggal akibat adanya bencana ini, yang mana tak lepas dari persoalan kemiskinan.

"Jadi, mari kita meskipun ada pernyataan selesai, selesai barangkali itu karena sudah hadir begitu banyak elemen yang memberikan bantuan ke sana, bukan selesai masalah masyarakatnya," katanya.

Ia menambahkan, dalam setiap penanganan bencana, termasuk bencana KLB tersebut tidak akan cukup jika hanya diberikan bantuan yang sifatnya emergency belaka. Tapi, harus melakukan program-program recovery. "Buat saya, ukuran selesai itu ketika masyarakat bukan cuma selesai gizi buruk, tapi masyarakat juga bisa kembali berdaya dan kuat, mandiri secara ekonomi. Itu yang saya harapkan," ucap Ahyudin.

Sebelumnya diberitakan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengklaim kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat, Papua, telah berakhir. Meski begitu, TNI akan terus memonitor kesehatan masyarakat di kampung-kampung pedalaman di sana.

"Saya bersyukur, KLB campak yang menimpa 600 anak-anak hari ini selesai. Sudah tidak ada lagi permasalahan campak dan sebanyak 13.336 anak sudah divaksinasi campak oleh Satgas Kesehatan TNI," jelas Hadi saat mengunjungi RSUD Agats dan Posko Satgas Kesehatan TNI KLB di Aula Wouru Cem Kesbangpol, Agats, Asmat, Papua, Kamis (1/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement