REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Musyawarah nasional (munas) ke-8 Forum Zakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) resmi dimulai, Kamis (1/2). Pembukaan munas ditandai dengan pemukulan Gendang Beleq (besar) oleh Menteri Agama Lukman Hakim, Ketua MUI KH Maruf Amin, Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi, dan juga Ketua Forum Zakat Nur Effendi.
Ketua Forum Zakat Nur Efendi bersyukur bisa menggelar munas di Lombok yang dikenal sebagai destinasi wisata halal dunia. Effendi berharap pemilihan "Pulau Seribu Masjid" sebagai lokasi munas membawa berkah dan semangat bagi para pegiat zakat.
"Munas ke-8 ini menjadi momentum sangat penting bagi kita karena dihadiri ratusan lembaga amil zakat dari Aceh hingga Papua," kata Effendi di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Kamis (1/2).
Effendi menyebutkan tiga isu penting yang akan dibahas dalam munas kali ini. Pertama, ialah soal kolaborasi antarlembaga amil zakat di Indonesia. Effendi mengharapkan, kolaborasi dengan semangat gotong royong yang sudah berjalan baik selama ini dapat terus ditingkatkan ke depannya.
Contoh nyata dalam kolaborasi yang baik ini telah ditunjukan dalam gerakan zakat bersama Aliansi Kemanusiaan Myanmar dalam mendampingi Presiden Joko Widodo ke Bangladesh untuk membantu pengungsi Rohingnya. Selain itu, sinergitas lembaga amil zakat juga tergambar dari peluncuran Kampung Zakat di Dusun Longserang Timur, Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
"Kita sudah launching kampung zakat, dan kita lihat responsnya luar biasa, baik dari masyarakat maupun lembaga zakat," lanjut Effendi.
Isu kedua, kata Effendi, menyasar pada peningkatan kapasitas lembaga amil zakat. Forum Zakat telah menggelar proses sertifikasi guna mendorong profesionalisme lembaga zakat agar terus tumbuh dan bisa menjawab persoalan yang ada di lapangan.
Sedangkan isu ketiga, lebih kepada persoalan regulasi. Forum Zakat terus mencari formula yang tepat dalam menumbuhkan gerakan zakat sehingga cita-cita bersama lembaga zakat bisa tercapai dengan optimal.