Rabu 31 Jan 2018 04:21 WIB

Peninggalan Era Neolitik di Desa Makhunik

Ada sekitar 200 rumah batu kuno dengan 70-80 di antaranya berukuran pendek.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Desa Makhunik.
Foto: tripyar.com
Desa Makhunik.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Hingga saat ini, sebagian peninggalan nenek moyang warga Makhunik masih bertahan. Ada sekitar 200 rumah batu kuno dengan 70-80 di antaranya berukuran pendek, hanya 1,5-2 meter, bahkan ada yang tinggi bangunannya hanya 1,4 meter.

Permukiman warga di sana berkerumun dan berdekatan. Satu rumah dibangun di atas sebuah lubang galian dengan kedalaman sekitar satu meter dengan pintu kayu sebagai akses keluar masuk. Mereka yang masuk harus hatihati karena satu dua langkah dari pintu langsung bertemu area tengah berbentuk ceruk yang digali.

Tiap rumah memiliki kandik untuk menempatkan gandum dan barley, serta koresk untuk memasak. Bangunan rumah yang sangat sederhana ini terbuat dari batu, kayu, dan kayu bakar. Bangunan-bangunan yang ada di sana yang merupakan peninggalan era Neo litik. Pada masa itu, orang-orang mulai keluar dari gua dan membangun tempat tinggal sendiri dari kayu, tanah, lumpur, dan jerami. Tempat tinggal itu ber guna untuk melindungi diri dari serang an hewan buas dan perubahan cuaca.

Tempat tinggal yang berdiri sekitar 10 ribu tahun lalu ditemukan di Bukit Sarab dan Lembah Ganj di Provinsi Kermanshah. Kampung Makhunik sendiri didirikan pada 1.500 tahun lalu dan bangunan yang berdiri di sana dibuat berdasarkan gaya arsitektur yang umum pada era Neolitik. Warga Makhunik saat itu pun masih mempertahankan gaya hidup dari era leluhur mereka. Beberapa rumah di sana digunakan sebagai bangsal perawatan warga yang sakit. Rumah perawatan ini biasanya agak jauh dari kawasan permukiman.

Model bangunan seperti ini juga menguntungkan warga desa. Berada dekat dengan perbatasan Afghanistan dan Provinsi Sistan-Baluchistan, Makhunik terancam oleh invasi dari orang Afghan dan Baluchi. Beruntung, bangunan rumah warga yang terbuat dari tanah dan jerami mengaburkan gambar an adanya permukiman bila dilihat dari kejauhan. Sebagai tambahan, mereka menggali parit sebagai pertahanan.

Bangunan rumah yang kecil itu bukan cuma karena warga desanya bertubuh mungil, melainkan juga karena bahan bangunan dan tenaga yang terbatas. Terbatasnya hewan dan kendaraan pengangkut membuat warga harus mengangkat sendiri bahan bangunan yang mereka butuhkan berkilometer jauhnya. Rumah yang kecil juga menghemat material dan tenaga.

Selain itu, rumah berukuran kecil juga cenderung lebih hangat ataupun sejuk dibanding rumah besar. Kampung dengan rumah-rumah pendek ini juga lebih menyatu dengan kondisi lingkungan sekitar sehingga bisa terhindar dari deteksi pandangan orang luar.

 

(Baca: Makhunik, Desa Menakjubkan di Iran)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement