REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat (RZ) Jayapura menginisiasi program bantuan pangan untuk membantu warga terdampak Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk Kabupaten Asmat, Papua. Bantuan dilakukan dalam rangka menindaklanjuti gizi buruk di lima distrik, yaitu Swator, Fayit, Pulau Tiga, Jetsy dan Siret. Pasalnya, KLB ini telah menyebabkan 60 lebih orang meninggal dalam beberapa bulan terakhir.
Selasa (16/01) kemarin, tim Relawan Rumah Zakat sudah mempersiapkan bahan makanan yang akan disalurkan ke Kabupaten Asmat. Branch Manager Rumah Zakat Jayapura, Wahyu mengatakan bahwa pada hari ini relawan sudah berangkat menuju ke lokasi.
Relawan berangkat Rabu pagi tadi dengan membawa kornet dan rendang Superqurban, makanan bayi dan susu," ujarnya dalam siaran pers yang diterimaRepublika.co.id, Rabu (17/1).
Perjalanan yang ditempuh relawan menuju Kabupaten Asmat cukup panjang dan tidak mudah. Relawan harus naik pesawat dari Jayapura ke Timika selama satu jam, lalu dilanjutkan dengan naik kapal feri kecil untuk menyusuri sungai menuju Kabupaten Agats selama 12 jam.
Tak hanya sampai di sana, dari Kabupaten Agats relawan juga harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan speedboat untuk mengunjungi distrik-distrik yang terdampak gizi buruk di Kabupaten Asmat.
Jarak lima distrik yang terdampak itu berjauhan dan dipisahkan sungai-sungai. Ini jadi tantangan tersendiri. "Namun, kami akan tetap mengusahakan bantuan bisa sampai ke lima distrik tersebut," ucap Wahyu.
Selain sulitnya akses, relawan juga sulit berkomunikasi dengan pihak-pihak lainnya karena sejak memasuki Kabupaten Agats, jaringat internet sudah tidak tersedia.
Seperti diketahui, hingga berita ini diturunkan sebanyak 63 orang anak meninggal akibat KLB campak disertai gizi buruk di Asmat dalam empat bulan terakhir. KLB tersebut terjadi di enam distrik di Kabupaten Asmat. Sejak September 2017 hingga kini, RSUD Asmat dilaporkan merawat ratusan pasien campak. Sebanyak 393 orang menjalani rawat jalan dan 175 orang rawat inap.