REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam
Islam memiliki perhatian dan kepedulian yang sangat besar terhadap penanaman pohon. Kepedulian dan perhatian Islam terhadap menanam pohon terlihat jelas dari ajaran-ajaran Islam terkait dengan menanam pohon.
Karena begitu pentingnya dan utamanya menanam pohon, Rasulullah SAW pernah bersabda di dalam kitab Sahih al-Bukhari bahwa seandainya tangan seseorang memegang pohon, lalu esok harinya adalah hari kiamat, seandainya pun jika pohon itu ditanam bisa dipastikan tidak akan tumbuh, maka Rasulullah SAW menganjurkannya untuk tetap menanam pohon itu. Itu tetap berpahala. Hal ini menjadi indikasi kuat betapa pentingnya menanam pohon menurut ajaran Islam.
Hal ini pun dipraktikkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Seorang tabiin yang bernama Umaroh bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy berkata, “Aku pernah mendengarkan Umar bin Khatab berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?” Bapakku berkata kepada beliau, “Aku adalah orang yang sudah tua, akan mati besok.” Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!” Sungguh aku melihat Umar bin Khatab menanamnya dengan tangannya bersama bapakku” (HR Ibnu Jarir Ath-Thobari).
Kepedulian Islam terhadap penanaman pohon ini salah satunya didasari oleh peran dan fungsi pohon yang sangat vital bagi kehidupan manusia dan bagi bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pepohonan merupakan urat nadi bagi bumi dan sumber kehidupan bagi manuia.
Dalam pandangan Islam, menanam pohon sama dengan menghidupkan bumi dan memberi kehidupan bagi penghuninya. Hal ini dapat kita pahami dari pendapat mufassirin ketika menafsirkan surah Yasin (36) ayat 33, “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.”
Abu Hayyan al-Andalusi (w 745 H) dalam tafsirnya al-Bahr al-Muhith/ saat menafsirkan ayat 33 surah Yasin ini mengemukakan bahwa bumi yang mati adalah bumi yang tidak ada pohon-pohonnya.
Begitu pun menurut Ibn ‘Asyur dalam kitab tafsirnya Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir mengemukakan bahwa bumi yang mati adalah bumi yang kering dan patah karena tak ada kehidupan tumbuhan di dalamnya. Cara menghidupkannya adalah dengan menanam tanaman, rumput, dan pepohonan.
Lebih dari itu, Islam menjadikan menanam pohon bukan hanya semata terkait dengan wilayah duniawi, melainkan juga erat kaitannya dengan wilayah keimanan dan ibadah. Dengan menanam pohon bukan hanya menjadikan bumi yang kita tempati ini menjadi hidup, juga sebagai bentuk ketaatan dan ketundukan kita kepada Allah SWT.
Karena itu, ketika kita menanam pohon maka pahala akan kita dapatkan. “Tak ada seorang Muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apa pun yang dimakan oleh burung darinya. Maka, hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorang pun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya” (HR Muslim).
Untuk itu, mari kita tanami pekarangan kita, lahan-lahan kosong, dan hutan-hutan yang sudah gundul dengan pepohonan dan tanaman bukan hanya sebagai upaya kita menghidupkan bumi, melainkan juga sebagai bentuk keimanan dan rasa syukur kita atas anugerah alam yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita sekalian. Wallahu a'lam.